Deretan Striker Ganas yang Pernah Dimiliki Timnas Indonesia: Wajib Dicontoh Penerusnya di Zaman Now

12 hours ago 3

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia gagal lolos ke Piala Dunia 2026 setelah hasil buruk pada ronde keempat Kualifikasi zona Asia pada awal bulan ini. Ya, dua kekalahan beruntun dari Arab Saudi dan Irak, mengakhiri perjalanan Skuad Garuda.

Di bawah polesan Patrick Kluivert sebagai juru taktiknya, Timnas Indonesia menelan dua kekalahan beruntun dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1). Hasil yang tidak hanya memupus impian Tim Merah-Putih, namun juga kebersamaan dengan Kluivert dan para stafnya.

Satu di antara hal yang masih menjadi titik lemah Timnas Indonesia sejauh ini adalah produktivitas gol. Ketajaman Timnas Indonesia di depan gawang lawan cukup lemah di era kepelatihan Shin Tae-yong maupun Kluivert.

Shin Tae-yong memimpin 57 pertandingan Timnas Indonesia senior, dari jumlah laga itu tercetak 106 gol dan kebobolan 75 kali. Artinya, produktivitas gol Timnas Indonesia di era STY adalah mencetak 1,8 gol dan kemasukan 1,3 gol per pertandingan.

Catatan buruk juga terlihat di era Kluivert. Indonesia mencetak 11 gol dari delapan laga dan kebobolan 15 gol. Ini berarti, secara rata-rata Timnas Indonesia nyaris kebobolan dua gol dan menghasilkan 1,3 gol per laga.

Mantan bomber ganas di Liga Indonesia sekaligus striker Timnas Indonesia, Cristian Gonzales, turut menyoroti masih lemahnya produktivitas gol Tim Merah-Putih. Menurutnya problem utama Timnas Indonesia adalah tidak adanya sosok striker murni dengan kelebihan haus gol.

Melihat daftar terkini barisan ofensif di Timnas Indonesia diisi antara lain; Beckham Putra Nugraha, Ole Romeny, Mauro Zjilstra, Ramadhan Sananta, Ragnar Oratmangoen, Miliano Jonathans, dan Egy Maulana Vikri.

"Itu semua rata-rata enggak ada striker murni. Itu masalahnya ya. Karena saya kemarin lihat mereka pasang striker tapi selalu ke kanan atau ke kiri. Di kotak penalti enggak ada siapa-siapa," terang pria yang sering disapa El Loco dalam perbincangan di Podcast Jebreeet Media belum lama ini.

Apa yang terjadi pada Timnas Indonesia saat ini mengingatkan pada sejumlah nama-nama lama yang pernah jadi perbincangan lewat gol-golnya. Tim Merah-Putih sempat memiliki segudang striker berbakat yang haus gol.

Berikut adalah 6 striker hebat yang pernah dimiliki Indonesia pada masanya. Simak ulasan Bola.com:

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Bambang Nurdiansyah

Sosok satu ini merupakan striker andalan saat Timnas Indonesia tampil di SEA Games 1991. Dia ikut meraih medali emas untuk skuad Garuda dalam ajang tersebut.

Bambang Nurdiansyah berseragam Timnas Indonesia pada 1980-1993 atau selama 13 tahun.

Sepanjang kariernya sebagai pemain, dia lebih banyak membela klub Galatama. Di antaranya adalah Arseto Solo, Tunas Inti, Yanita Utama, Krama Yudha Tiga Berlian, Pelita Jaya, dan Putra Samarinda.

Saat ini, Bambang Nurdiansyah fokus pada karier sebagai pelatih. Dia masih tercatat sebagai pelatih kepala Persipal Palu.

Widodo Cahyono Putro

Sosok satu ini adalah nama lain yang ikut meraih emas SEA Games 1991. Widodo saat itu masih berusia 21 tahun dan termasuk pemain muda yang diprediksi bersinar.

Namanya jadi perbincangan di Piala Asia 1996.Dalam ajang tersebut, Widodo mencetak gol spektakuler ke gawang Kuwait.

Menerima umpan Ronny Wabia, Widodo melepaskan tendangan salto yang menembus gawang Kuwait. Gol ini akhirnya menjadi gol terbaik Piala Asia.

Widodo sendiri pada Piala Asia 1996 tersebut mencetak dua gol. Selain gol ke gawang Kuwait, ia juga mencetak gol ke gawang Korea Selatan. Dia tercatat membela Timnas Indonesia pada 1991-1999 dan telah mencetak 14 gol dalam 55.

Kini, Widodo berkarier sebagai pelatih dan menangani Arema yang berjuang keras lepas dari jerat degradasi Liga 1.

Rochy Putiray

Sosok satu ini juga masuk skuat SEA Games 1991. Rochy Putiray bahkan berpengalaman dengan karier di luar negeri. Dia termasuk striker yang berkualitas sehingga menarik minat banyak klub.

Striker tajam ini merupakan pemain jebolan Arseto Solo pada 1987-1999. Bersama Arseto Solo, Rochy telah melahirkan 177 gol dari 219 pertandingan.

Kemampuannya dilirik Instan-Dict FC, klub asal Hong Kong. Rochy pun sepakat terbang ke Hong Kong setelah melakoni laga satu musim bersama Persija Jakarta pada 1999-2000.

Bersama klub barunya, Rochy berhasil membawa Instant-Dict FC meraih tahta runner up di liga utama Hong Kong dan meraih FA Cup Hong Kong pada 2000-2001.

Berkat kepiawaiannya ini, Rochy berhasil menarik minat sejumlah klub yang ingin memakai jasanya. Beberapa di antaranya adalah Happy Valley, Kitchee SC, hingga South China AA.

Dari sekian banyak laga yang pernah ia lakoni, pertandingan melawan AC Milan lah yang paling dikenang. Pasalnya, dalam laga tersebut, Rochy berhasil membobol gawang AC Milan sebanyak dua kali.

Rochy Putiray sendiri tercatat mencetak 17 gol dalam 41 penampilan bersama Timnas Indonesia selama 1990-2004.

Kurniawan Dwi Yulianto

Sudah tak diragukan lagi, Kurniawan Dwi Yulianto adalah striker tajam Indonesia di era 1990-an dan 2000-an. Dia pernah masuk PSSI Primavera dan bahkan memulai karier di Swiss bersama FC Luzern pada 1994-1995.

Sebagai seorang striker, Kurniawan memiliki naluri mencetak gol yang tinggi. Di musim 1997/1998, Si Kurus keluar sebagai top skor Liga Indonesia.

Berkat ketajamannya di depan gawang, membuat nama Kurniawan menjadi striker andalan Timnas Indonesia di masa 1995 hingga 2005.

Dari 13 klub itu, prestasi paling mentereng yang sukses ia torehkan adalah menjadi juara Liga Indonesia bersama PSM Makassar (1999/2000) dan Persebaya Surabaya (2004).

Kurniawan Dwi Yulianto sendiri sukses menyumbang 33 gol dalam 59 penampilan bersama Timnas Indonesia selama 1995-2005.

Bambang Pamungkas

Namanya begitu familiar di era awal milenium bagi publik sepak bola Indonesia. Bambang Pamungkas sudah mencetak 37 gol dalam 85 penampilan bersama Timnas Indonesia. Dia masuk tiga besar pencetak gol terbanyak Tim Merah Putih.

Dengan kemampuannya sebagai striker, Bepe juga pernah jadi top scorer Divisi Utama 1999-2000 di musim debutnya bahkan saat masih berusia 20 tahun.

Pemain yang akrab disapa Bepe itu memang memiliki insting tajam dalam mencetak gol. Sepanjang kariernya di klub, dia tercatat mencetak 222 gol dalam 450 penampilan.

Bepe pernah membela klub Belanda pada 2000 lalu, yakni EHC Norad, dengan status pinjaman dari Persija Jakarta. Dia sempat berseragam Selangor, klub Malaysia, pada 2005-2007 dengan mencetak 42 gol dari 63 laga.

Selebihnya, hanya ada dua klub Indonesia yang pernah dibelanya. Di antaranya adalah Persija Jakarta dan Pelita Bandung Raya.

Boaz Solossa

Pesepak bola asal Papua ini juga dikenal secara luas sebagai pemain bertalenta. Kariernya di persepakbolaan nasional tak perlu diragukan lagi, terutama di Persipura Jayapura.

Bersama Mutiara Hitam Boaz mencetak ratusan gol. Dia juga tercatat sebagai top scorer kompetisi kasta tertinggi Liga Indonesia. Prestasi ini diukir pada edisi 2008-2009, 2010-2011, dan 2013.

Selain Persipura, Boaz pernah memperkuat sejumlah klub Indonesia. Sebut saja Borneo FC, Carsae FC hingga PSS Sleman di putaran pertama Liga 1 2022/2023.

Tak hanya di level klub, pemain kelahiran 16 Maret 1986 itu juga punya rekam jejak apik bersama Timnas Indonesia. Memulai debut di Piala AFF sejak 2004 silam atau saat masih berusia 18 tahun.

Nama Boaz masuk ke dalam jajaran salah satu penyerang terbaik yang dimiliki skuat Garuda dengan telah mencetak 13 gol dalam 50 pertandingan.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |