DEPOK, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Depok memastikan 160 santri yang diduga keracunan sudah dinyatakan pulih.
“Sejak pekan lalu, Minggu (7/9/2025) sudah tidak ada yang dirawat (di rumah sakit), sudah pulang,” kata Kepala Dinkes Depok Mary Liziawati saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (12/9/2025).
Baca juga: Diduga Keracunan Makanan, 72 Santri di Depok Dilarikan ke RS Brimob
Sebanyak 160 santri itu mengalami gejala pusing hingga muntah. Sebagian dari mereka dirawat di RS Bhayangkara Brimob.
“Dari 160 orang, yang berobat ke RS Bhayangkara Brimob sekitar 90 dan sisanya pengobatan oleh puskesmas,” ujar Mary.
“Yang rawat inap di RS Brimob 43 santri dan sisanya rawat jalan,” tambah dia.
Sementara itu, Dinkes juga melakukan investigasi dengan mengambil sampel muntahan dan makanan terakhir yang dikonsumsi para santri.
“Kita belum bisa memastikan apakah ini dari makanan atau dari air, atau dari mana saja,” jelas Mary.
Terhitung sejak pengambilan sampel pada Rabu (3/9/2025) hingga sekarang, hasil pemeriksaan laboratorium belum keluar.
Baca juga: Ada Pagar Beton, PT KCN Pastikan Nelayan Tetap Punya Akses untuk Cari Ikan
Sebelumnya, para santri dari pesantren daerah Tugu, Cimanggis, Kota Depok, itu mengeluhkan beberapa gejala sebelum dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Brimob.
Mereka diduga mengalami keracunan makanan dari santapan malam pada Jumat (29/8/2025).
“Mengalami hampir sama gejalanya, yaitu dengan keluhan pusing, lemas, mual dan muntah, BAB dengan jumlah yang sangat sering,” ujar Kepala RS Bhayangkara Brimob AKBP Arinando Pratama dalam keterangan resmi, Rabu (3/9/2025).
Tercatat, pasien mulai berdatangan ke RS Brimob sejak Senin (1/9/2025) yang semula 57 santri dengan gejala serupa.
Setelah melalui proses penindakan di rumah sakit, sekitar 31 di antaranya diharuskan rawat inap dan sisanya diperkenankan pulang atau rawat jalan.
Namun, pasien baru kembali datang ke rumah sakit hingga akumulasi santri yang masuk ke RS Brimob saat itu mencapai 72 orang.
Sekitar 42 dari 72 pasien diharuskan menjalani rawat inap lantaran mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini