JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar merger antara PT Pelita Air Services (PAS) dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk kembali mencuat.
CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagatha Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani, menyebut rencana merger Pelita Air dan Garuda Indonesia masih dalam tahap evaluasi.
Rosan mengatakan, pemerintah tidak memasang target waktu tertentu dalam proses evaluasi merger antara Pelita Air dan Garuda Indonesia. Menurutnya, hal lebih penting daripada mengejar tenggat adalah memastikan seluruh proses kajian dilakukan secara menyeluruh dan tepat.
Baca juga: Ternyata Ini Alasan Pelita Air dengan Garuda Mau Digabung
UNSPLASH/FASYAH HALIM ILustrasi pesawat Garuda Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi, menilai bahwa merger Pelita ke Garuda diserahkan kepada holding (induk) perusahaan, PT Pertamina (Persero) selaku pemegang saham Pelita Air.
Dia mengutarakan hal itu usai Rapat Kerja (Raker) dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI, dengan seluruh mitra kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/9/2025).
"Kita serahkan kepada holding-nya ya, Pertamina ya, bagaimana melihat peluang untuk melakukan merger," ucap Dudy.
Baca juga: Garuda Indonesia Buka Suara soal Rencana Merger dengan Pelita Air
Ia berharap, Pelita Air dalam kondisi keuangan yang sehat diharapkan bisa membantu Garuda Indonesia.
Sehingga, tidak ada potensi layoff (pemutusan hubungan kerja) karyawan. Hal ini juga diamini oleh Direktur Angkutan Udara Kemenhub, Agustinus Budi Hartono.
Agustinus menyatakan apabila kedua maskapai ini digabungkan, maka keduanya harus dilebur menjadi satu entitas hukum dan operasional.