ANKARA, KOMPAS.com - Sedikitnya 50.000 orang mengikuti aksi unjuk rasa yang digelar Partai Rakyat Republik (CHP), partai oposisi utama Türkiye, pada Minggu (14/9/2025).
Aksi besar-besaran atau demo di Turkiye tersebut berlangsung di Lapangan Tandogan, Ankara, menjelang sidang pengadilan penting yang berpotensi menggulingkan kepemimpinan partai.
Wakil Presiden CHP, Murat Bakan, menyebut jumlah peserta demo itu mencapai sekitar 50.000 orang.
Baca juga: Pemimpin Arab-Muslim Desak Peninjauan Hubungan dengan Israel Usai Serangan di Qatar
Koresponden AFP yang berada di lokasi juga melaporkan puluhan ribu massa memenuhi lapangan dengan mengibarkan bendera Türkiye serta mengenakan kaus bergambar pendiri republik, Mustafa Kemal Ataturk.
Dalam orasinya, Ketua CHP, Ozgur Ozel, menuding sidang yang digelar pada Senin (15/9/2025) merupakan bentuk “kudeta yudisial” terhadap partainya.
Sidang itu berfokus pada tuduhan kecurangan suara dalam kongres CHP November 2023, yang memilih dirinya sebagai pemimpin.
“Pemerintah ini tidak menginginkan demokrasi. Mereka tahu tidak akan menang pemilu jika ada demokrasi. Mereka juga tidak menginginkan keadilan, karena jika ada keadilan, kejahatan mereka akan terbongkar,” ujar Ozel di hadapan massa.
Ia menegaskan, “Kasus ini politis, tuduhannya fitnah. Ini kudeta, dan kami akan melawan.”
Ozel juga menyebut pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan meninggalkan jalur demokrasi.
“Kami menghadapi konsekuensi berat dari pemerintah Türkiye yang memilih memerintah dengan penindasan, bukan melalui kotak suara,” katanya.
Menurut dia, siapa pun yang dianggap mengancam pemerintah kini dijadikan target.
Baca juga: Turkiye Tutup Ruang Udara untuk Israel, Putus Total Hubungan Dagang
Para pengamat menilai kasus ini bermotif politik untuk melemahkan CHP, partai politik tertua di Türkiye. Popularitas CHP terus meningkat setelah berhasil menumbangkan Partai AKP pimpinan Erdogan dalam pemilihan lokal tahun 2024.
Menyapa langsung Erdogan dalam pidatonya, Ozel bertanya retoris, “Erdogan, pernahkah Anda melihat Lapangan Tandogan seperti ini?” Sementara itu, massa meneriakkan yel-yel: “Erdogan mundur!”.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini