JAKARTA, KOMPAS.com - Imparsial vokal menyoroti berbagai isu, termasuk RUU TNI, hingga Direktur Ardi Manto Adiputra dan organisasinya mengalami teror selama sembilan bulan, dari Desember 2024 hingga September 2025.
Kuasa hukum Imparsial, Tegar Putuhena, menduga serangan-serangan teror itu memang erat kaitannya dengan Imparsial.
“Direktur Imparsial (Ardi) dan teman-teman Imparsial selama ini yang vokal di beberapa isu strategis, isu hak asasi manusia, maupun beberapa isu lain, termasuk RUU TNI,” kata Tegar saat ditemui di Polda Metro Jaya, Selasa (9/9/2025).
Baca juga: Serangan Teror terhadap Direktur Imparsial: 2 Kali Mobil Dirusak, WhatsApp Diretas
Serangan-serangan itu kerap terjadi saat Koalisi Masyarakat Sipil, termasuk Imparsial, melayangkan kritik dan protes terhadap kebijakan strategis pemerintah, termasuk RUU TNI dan demonstrasi 25 Agustus 2025.
“Nah itu selalu terjadi pada waktu-waktu yang demikian. Sehingga itu salah satu yang melatar belakangi kami mengambil, mungkin satu kesimpulan awal bahwa bisa jadi ini ada kaitannya dengan itu semua,” ucap Tegar.
“Dan aktor-aktor yang terlibat juga bisa jadi bukan aktor biasa, dan satu lagi, kami juga mencurigai bahwa ini bukan tindak kriminal biasa. Karena apa yang dialami oleh Direktur Imparsial bukan baru kali ini,” tegas dia lagi.
Terlepas dari hal tersebut, Tegar memastikan bahwa Imparsial merupakan organisasi yang memang fokus pada isu HAM dan militerisme.
Baca juga: Direktur Imparsial Laporkan Dugaan Teror ke Polda Metro Jaya
Tidak pernah sekaligus Imparsial mundur atau tidak lantang pada isu-isu tersebut.
“Jadi, kalau kesimpulannya apakah ini ada kaitannya? Itu penyidik yang bisa menyimpulkan lebih jauh. Tapi kami sebagai warga negara, boleh mencurigai kan, kecurigaan-kecurigaan kami itu dilandasi oleh beberapa fakta,” tegas dia.
Dalam kesempatan serupa, Ardi mengungkapkan bahwa Imparsial memang tengah getol mengkritik tentang RUU TNI.
“Ada satu kejadian juga sebelum pengesahan RUU TNI. Itu saya taruh handphone dan dompet di bagian belakang tas saya. Saya pulang naik motor,” kata dia.
Setibanya di rumah, Ardi menyadari ponselnya telah hilang. Namun, dompet tetap ada pada tempat semula.
“Gelombang (teror) yang kedua ini mungkin terkait dengan pembelaan kami terhadap aksi demonstrasi belakangan ini,” ungkap Ardi.
Baca juga: Imparsial Kritik Kembalinya Tentara ke Kursi Dirut Bulog
Lapor Polisi
Direktur Imparsial, Ardi Manto Adiputra, membuat laporan ke Polda Metro Jaya usai sembilan bulan terakhir sejak Desember 2024 hingga Agustus 2025 dihantui teror, Selasa (9/9/2025).
Laporan direktur organisasi yang bergerak di bidang Hak Asasi Manusia (HAM) ini teregistrasi dengan nomor LP/B/6318/IX/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA.