Ada Bibit Siklon Tropis 98W, BMKG Ungkap Potensi Cuaca Ekstrem di Wilayah Ini

11 hours ago 1

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi Bibit Siklon Tropis 98W di wilayah Indonesia yang berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani mengatakan, sistem ini teridentifikasi mulai berkembang pada 13 September pukul 01.00 WIB di Laut Filipina Timur.

Hasil analisis pada 15 September 2025 menunjukkan, pusat sirkulasi berada pada koordinat 12 derajat LU dan 118 derajat BT di Laut Filipina Barat.

"Bibit Siklon Tropis 98W bergerak dengan kecepatan angin maksimum 20 knot (37 km/jam) di bagian utara sistem serta tekanan minimum 1007 hPa," kata Andri kepada Kompas.com, Senin (15/9/2025).

Lantas, bagaimana dampak dan potensi Bibit Siklon Tropis 98W ke depan?

Baca juga: Ada Bibit Siklon Tropis 93S, BMKG Peringatkan Wilayah yang Terdampak Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi

Dampak Bibit Siklon Tropis 98W di Indonesia

Dalam 24 jam ke depan, intensitas Bibit Siklon Tropis 98W masih bertahan dengan pergerakan ke arah barat–barat laut menuju Laut China Selatan.

Meski demikian, menurut Andri, peluang Bibit Siklon Tropis 98W untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24–72 jam mendatang masih tergolong rendah.

Dampak tidak langsung terhadap Indonesia pada 15–16 September 2025 diperkirakan berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah-wilayah berikut:

  • Kepulauan Riau
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Utara.

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 93S di Samudra Hindia Barat Bengkulu, Apa Dampaknya?

Kenapa Indonesia sering dikepung bibit siklon?

Lebih lanjut, Andri menyebutkan, Indonesia terletak di antara dua wilayah utama pembentukan siklon.

Pertama, Samudra Pasifik Barat di utara, yang musim siklonnya aktif pada Juni–November dengan puncak terjadi Agustus–Oktober.

Kedua, Samudra Hindia selatan Indonesia, yang musim siklonnya berlangsung pada November–April dengan puncak pada Januari–Maret.

"Pada periode peralihan musim, peluang munculnya bibit siklon di sekitar Indonesia meningkat akibat pengaruh gelombang atmosfer skala besar, seperti Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby, yang memperkuat pertumbuhan awan konvektif," jelas dia.

Saat ini, kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) berada pada fase negatif, ditandai dengan suhu muka laut lebih hangat di perairan barat Indonesia sehingga suplai uap air dan energi untuk pembentukan siklon semakin melimpah.

Kombinasi faktor musim siklon utara–selatan, aktivitas gelombang atmosfer global, dan dukungan IOD negatif inilah yang membuat wilayah Indonesia seolah lebih sering dikelilingi bibit siklon dalam beberapa waktu terakhir.

Baca juga: Siklon Tropis NONGFA dan Bibit Siklon Tropis 95W Muncul di Wilayah Indonesia, Apa Dampaknya?

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |