KOMPAS.com – Bagi masyarakat di Indonesia tentunya sudah tak asing lagi dengan istilah jalan tol. Beberapa jalan tol yang cukup terkenal misalnya ruas Jakarta–Cikampek, Cipali, hingga Trans Jawa dan Trans Sumatera, semua menggunakan sebutan "tol".
Namun, tahukah Anda dari mana sebenarnya asal usul nama “tol” yang dipakai untuk menyebut jalan bebas hambatan ini?
Mengutip Britanica, tol adalah biaya yang dipungut dari pengguna jalan, jembatan, terowongan, kanal, feri, dan berbagai fasilitas transportasi lainnya. Tujuannya terutama untuk menutup biaya pembangunan serta pemeliharaan infrastruktur tersebut.
Sistem tol bukanlah hal baru. Praktik ini sudah dikenal sejak zaman kuno dan semakin populer pada abad pertengahan di Eropa. Saat itu, pungutan tol banyak digunakan untuk membiayai pembangunan jembatan.
Salah satu contohnya adalah Pont d’Avignon di Prancis, di mana kapel yang berdiri di atas jembatan juga difungsikan sebagai pos pemungutan tol.
Baca juga: Daftar 5 Tol Terpanjang di Indonesia, Sumatera Mendominasi
Tarifnya pun bervariasi, dua denier (penny) untuk seorang penunggang kuda, empat denier untuk sebuah kereta, serta setengah denier untuk seekor keledai, sapi, atau domba.
Di Jembatan London Lama, tol bahkan diberlakukan tidak hanya untuk lalu lintas di atas jembatan, tetapi juga untuk kapal yang melintas di bawahnya.
Memasuki abad ke-18 dan ke-19, pembangunan kanal di Eropa dan Amerika Utara marak dilakukan. Mayoritas proyek tersebut dibiayai oleh pungutan tol.
Selain itu, banyak jalan utama, termasuk jalan tol di Inggris, dibangun oleh perusahaan swasta yang mendapat izin untuk memungut biaya dari para pengguna.
Di Amerika Serikat, pembangunan jalan federal pada 1806 awalnya dibiayai melalui hasil penjualan aset negara. Namun, karena masalah pemeliharaan, pemerintah akhirnya menetapkan sistem tol.
Meski sempat ditinggalkan pada akhir abad ke-19, ide jalan tol kembali dihidupkan dengan pembangunan Pennsylvania Turnpike pada 1930-an.
Baca juga: Daftar Lengkap 19 Tol Baru yang Dilelang Tahun Depan
Setelah Perang Dunia II, sejumlah negara bagian AS pun mulai membangun jalan tol modern. Lalu apa kepanjangan dari tol dan bagaimana asal mula istilah ini muncul?
Adakah kepanjangan tol?
Sementara mengutip laman etymonline, kata tol memiliki sejarah panjang yang menarik. Dalam bahasa Inggris abad pertengahan, istilah ini digunakan untuk menyebut pajak, bea, atau biaya yang dipungut oleh suatu otoritas.
Akar katanya berasal dari bahasa Inggris kuno yakni toll, yang berarti upeti, uang perjalanan, atau sewa.
Istilah ini ternyata serumpun dengan kata-kata dari berbagai bahasa Eropa lain, seperti tollr (Norse Kuno), tolen (Frisia Kuno), zol (Jerman Kuno), hingga zoll (bahasa Jerman modern).