Akar Istilah Nepo Baby atau Nepo Kids dalam Demo Nepal

3 days ago 4

KATHMANDU, KOMPAS.com - Kekacauan gelombang demo di Nepal yang dimulai pada Senin (8/9/2025) diramaikan dengan tagar “Nepo Kid” atau “Nepo Baby” di dunia maya.

Aksi demo Nepal digerakkan oleh generasi muda usia 13-28 tahun dan dikategorikan sebagai generasi Z (Gen Z).

Mereka menggunakan istilah itu sebagai simbol amarah kepada pemerintah dalam negerinya yang dianggap korup dan menyebabkan ketimpangan ekonomi.

Baca juga: Penjara Jebol Saat Demo Nepal, Baru 192 Ditangkap dari 13.500 Napi

“Nepo Baby” atau “Nepo Kids” dalam demo Nepal

Melansir Financial Times pada Rabu (10/9/2025), istilah Nepo Baby berasal dari kata nepotisme.

Awalnya populer di Hollywood untuk menyebut anak-anak artis dan selebritas yang menikmati kemudahan karier berkat koneksi orangtua.

Ungkapan itu kemudian juga muncul di Bollywood dan kemudian merambah ke ranah politik Asia Selatan, termasuk Nepal.

Di Nepal, istilah ini digunakan untuk menyindir anak-anak politisi yang kerap memamerkan kemewahan di media sosial.

Dalam beberapa pekan sebelum demo besar, semakin viral video di media sosial dengan tagar #NepoKid dan #NepoBabies, yang menunjukkan mobil mahal, tas mewah, dan liburan ke luar negeri.

Nirjala Regmi (21), seorang mahasiswa dan aktivis Gen Z di Kathmandu, mengatakan kehidupan mewah para anak-anak politisi adalah pemicu awal demonstrasi.

Baca juga: Nepal Tengah Cari PM Sementara, Wanita Ini Jadi Kandidat Kuat Didukung Gen Z

Kontras terlihat jelas antara gaya hidup mewah mereka dengan kondisi rakyat Nepal, yang bergulat dengan kemiskinan, pengangguran, hingga bencana alam.

Pranaya Rana, penulis yang berbasis di Kathmandu, mengatakan bahwa kemarahan kaum muda Nepal dipicu oleh “anak-anak para pemimpin politik, yang seusia dengan mereka, memamerkan kekayaan di Instagram”.

“Itu terjadi di media sosial, dan begitu larangan media sosial terjadi, itu seperti pemicu,” ujar Rana.

Menurutnya, larangan media sosial justru memperbesar kemarahan generasi muda yang sudah lama jenuh dengan praktik korupsi dan nepotisme.

Salah satu poster bertuliskan “We Pay; You Flex” dalam demo Senin menjadi simbol ketidakpuasan atas ketidakadilan sosial yang mereka rasakan.

Api berkobar di Singha Durbar, gedung pemerintahan utama di Kathmandu, Nepal, saat kerusuhan demo Nepal terjadi pada Selasa (9/9/2025). Usai demo mematikan di Nepal, Balendra Shah didorong anak muda untuk mengisi posisi perdana menteri, menggantikan Khadga Prasad Sharma Oli.AFP/PRABIN RANABHAT Api berkobar di Singha Durbar, gedung pemerintahan utama di Kathmandu, Nepal, saat kerusuhan demo Nepal terjadi pada Selasa (9/9/2025). Usai demo mematikan di Nepal, Balendra Shah didorong anak muda untuk mengisi posisi perdana menteri, menggantikan Khadga Prasad Sharma Oli.

Baca juga: Kekacauan di Nepal Tingkatkan Korban Tewas 30 Orang

Demo Nepal pecah setelah pemerintah melarang akses ke 26 platform media sosial populer, termasuk Facebook, Instagram, dan YouTube.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |