Anggota DPR: Banjir Bali Alarm Keras Lemahnya Sistem Mitigasi Bencana

5 days ago 4

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq menyampaikan keprihatinan atas bencana banjir bandang yang melanda Bali hingga menewaskan 14 orang.

Politikus PKB itu berpandangan, peristiwa tersebut menunjukkan bahwa sistem mitigasi bencana di Indonesia masih lemah.

“Kita tidak bisa lagi hanya menyalahkan curah hujan ekstrem. Banjir Bali adalah alarm keras bahwa sistem mitigasi, kesiapsiagaan, serta perlindungan sosial kita masih lemah dan jauh dari kata ideal,” ujarnya, Kamis (11/9/2025).

Baca juga: Update Korban Bencana Banjir Bali: 14 Orang Meninggal, 2 Orang Dalam Pencarian

Maman menekankan, banjir bandang tidak semata akibat fenomena alam, tetapi kegagalan tata kelola risiko bencana yang membuat masyarakat menjadi pihak paling dirugikan.

Dia pun menyoroti minimnya sistem peringatan dini, terbatasnya sarana evakuasi, dan lemahnya koordinasi lintas sektor.

Kondisi ini dianggap kontras dengan status Bali sebagai pusat pariwisata dunia.

“Bencana ini terjadi di pusat destinasi wisata dunia, tetapi masyarakatnya justru tidak terlindungi secara memadai. Situasi ini memperlihatkan lemahnya integrasi antara kebijakan pembangunan dengan pengurangan risiko bencana,” sebut Maman.

Baca juga: Cerita Mencekam Korban Banjir Bali, Air Seperti Tsunami dan Warga Bergelantungan

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah pusat dan daerah segera mengambil langkah konkret, mulai dari pemetaan ulang kawasan rawan banjir, penguatan sistem peringatan dini berbasis komunitas, hingga edukasi evakuasi cepat bagi masyarakat.

Bali wajah Indonesia di mata dunia

Selain itu, lanjut Maman, bantuan sosial dan layanan pemulihan psikososial juga harus dipercepat bagi korban, khususnya keluarga miskin dan pedagang kecil.

“Bali adalah wajah Indonesia di mata dunia. Jika bencana yang berulang terus dibiarkan tanpa mitigasi dan perlindungan yang kuat, maka bukan hanya rakyat yang menderita, tetapi juga wibawa bangsa dipertaruhkan,” tegasnya.

Donasi dari pelajar Subang

Untuk membantu masyarakat Bali, politikus PKB itu mengaku telah menggelar doa bersama, sekaligus menggalang donasi dengan ratusan pelajar di Subang, Jawa Barat.

“Gen-Z Indonesia punya cara unik dalam mengekspresikan kepedulian. Berbeda dengan Nepal, di mana ekspresi protes yang digunakan dengan cara-cara yang begitu mengerikan, Gen-Z di Subang justru menunjukkan kepedulian lewat doa bersama, galang donasi, dan aksi nyata menjaga lingkungan,” pungkasnya.

14 Orang tewas

Diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 120 titik banjir yang menerjang 7 wilayah administrasi di kabupaten/kota Provinsi Bali.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan, titik banjir paling banyak berada di Denpasar, yang mencapai 81 titik.

Sedangkan di Kabupaten Gianyar terdapat 14 titik, Kabupaten Badung 12 titik, Kabupaten Tabanan 8 titik, serta Kabupaten Karangasem dan Jembrana masing-masing 4 titik.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |