BOGOR, KOMPAS.com - Angin kencang yang terjadi pada Kamis (11/9/2025) merusak atap empat rumah di Kampung Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Peristiwa ini mengakibatkan dua warga mengalami luka dan 16 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdani menjelaskan, angin kencang terjadi sekitar pukul 00.30 WIB.
Baca juga: Hujan Disertai Angin Kencang, Pengendara Motor di OKU Timur Tewas Tertimpa Pohon
Atap rumah yang sudah lapuk tidak mampu menahan terjangan angin, sehingga roboh dan menimpa penghuni.
“Dua korban mengalami luka, yakni seorang anak berusia 8 tahun dan seorang perempuan berusia 58 tahun. Keduanya sudah mendapat perawatan di Klinik Sahrudin dan kini berangsur pulih,” kata Adam dalam keterangannya.
Sebanyak 16 jiwa dari empat kepala keluarga terpaksa mengungsi karena rumah mereka dinilai tidak layak huni.
Mereka kini menempati kontrakan sementara di lokasi yang sama.
Baca juga: Bukan karena Gempa Bekasi, Puskesmas Purwasari Karawang Ambruk akibat Angin Kencang
Adam juga mengungkapkan, tim reaksi cepat BPBD Kabupaten Bogor langsung berkoordinasi dengan aparat desa setempat untuk melakukan kaji cepat di lokasi kejadian.
BPBD memberikan edukasi kebencanaan kepada warga agar mengurangi aktivitas di sekitar rumah yang terdampak.
“Untuk sementara, kebutuhan mendesak warga adalah logistik tanggap darurat. Kami juga sudah mengimbau agar tidak menempati rumah yang rusak karena berbahaya,” ujarnya.
Hingga Kamis sore, situasi di lokasi sudah terkendali dan BPBD menyatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Berdasarkan hasil kaji cepat Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD, empat unit rumah tercatat rusak berat dengan nama pemilik sebagai berikut: Mahyudi (1 KK/4 jiwa), Nawang (1 KK/5 jiwa), Jasri Alwi (1 KK/4 jiwa), dan Nur Cahyani (1 KK/3 jiwa).
Seluruh penghuni yang terdiri dari 4 kepala keluarga atau 16 jiwa mengungsi sementara karena rumah mereka dinilai berbahaya untuk ditinggali.
Dua warga yang mengalami luka adalah Sagita (8 tahun), cucu dari Bapak Nawang, yang mengalami cedera di wajah dan sesak napas akibat tertimpa material, serta Ibu Nurhayati (58 tahun), istri Bapak Nawang, yang mengalami luka pada kepala dan wajah.
Kedua korban telah mendapatkan perawatan medis.
Dari analisis awal tim, kerusakan parah dipicu oleh kombinasi angin kencang dan kondisi struktur bangunan yang sudah tidak kokoh.
“Untuk saat ini, rumah sudah tidak bisa dihuni karena dikhawatirkan membahayakan pemilik rumah. Diperlukan penanganan lebih lanjut dari pihak terkait,” ujar Adam Hamdani.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini