KOMPAS.com - Food and Drug Administration (FDA) Taiwan menemukan residu pestisida etilen oksida di Indomie Soto Banjar Limau Kuit.
Temuan FDA Taiwan menyatakan, bumbu produk Indomie tersebut mengandung residu etilen oksida sebanyak 0,1 mg/kg.
Jumlah kandungan etilen oksida di Indomie tersebut berada di atas batas minimal yang telah ditentukan oleh otoritas Taiwan.
“Menurut ‘Standar Jumlah yang Dapat Ditoleransi untuk Residu Pestisida’, etilen oksida tidak boleh terdeteksi dan harus berada di bawah batas kuantitatif 0,1 mg/kg yang ditentukan dalam metode deteksi,” terang FDA Taiwan.
“Hal ini tidak sesuai dengan Pasal 15 Undang-Undang Keamanan Pangan dan Sanitasi,” sambungnya.
Lantas, apa itu etilen oksida dan apa bahayanya bagi tubuh?
Baca juga: Ramai soal Indomie Goreng Lengkap dengan Paket Nasi di Dalamnya, Varian Baru?
Bahaya etilen oksida
Pakar toksikologi kimia Universitas Indonesia (UI), Budiawan menyampaikan, etilen oksida (EtO) adalah gas tak berwarna yang mudah terbakar dan berbau manis.
Etilen oksida tersebut sering digunakan untuk industri kimia, seperti pembuatan plastik, deterjen, pelarut, perekat, dan antibeku.
Senyawa itu juga efektif untuk mensterilkan peralatan medis yang tidak dapat disterilkan dengan uap, seperti peralatan bedah. Sebab, etilen oksida berkemampuan merusak DNA.
“Dalam jumlah kecil, juga digunakan sebagai pestisida atau disinfektan di bidang pertanian,” kata Budiawan kepada Kompas.com, Jumat (12/9/2025).
Sementara penggunaan EtO pada produksi mi instan, berfungsi untuk memperpanjang masa simpan dan mencegah pertumbuhan bakteri.
Baca juga: Ramai soal Unggahan Indomie From Malaysia, Ini Kata Indofood
Meski demikian, senyawa tersebut adalah karsinogen yang dapat sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika terpapar dalam jumlah tinggi.
“Zat ini menyebabkan kanker pada manusia,” ungkap Budiawan.
“Bukti ilmiah pada manusia menunjukkan bahwa paparan rutin terhadap EtO selama bertahun-tahun meningkatkan risiko kanker sel darah putih, termasuk limfoma non-Hodgkin, mieloma, dan leukemia limfositik,” imbuhnya.
Selain itu, etilen oksidan juga dapat menyebabkan kerusakan DNA serta gangguan saraf dan sistem kekebalan tubuh.