AS Desak G7-EU Terapkan Tarif pada China dan India karena Impor Minyak Rusia

2 hours ago 2

KOMPAS.com – Amerika Serikat mendesak negara-negara anggota Kelompok Tujuh (G7) dan Uni Eropa untuk mengenakan tarif pada China dan India karena terus membeli minyak dari Rusia. Langkah ini disebut sebagai upaya menekan pendapatan yang mendanai perang Moskwa di Ukraina.

Dilansir dari Reuters, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyampaikan seruan itu dalam panggilan konferensi bersama para menteri keuangan G7 pada Jumat (12/9/2025).

Pertemuan tersebut dipimpin oleh Menteri Keuangan Kanada, Francois-Philippe Champagne, yang saat ini memegang presidensi bergilir G7.

Baca juga: Kilang Minyak Terbesar RI Ditargetkan Aktif November 2025

Dalam pernyataan resmi, para menteri sepakat mempercepat pembahasan penggunaan aset Rusia yang dibekukan untuk mendanai pertahanan Ukraina.

Mereka juga membicarakan “berbagai langkah ekonomi untuk meningkatkan tekanan pada Rusia, termasuk sanksi tambahan dan tindakan perdagangan seperti tarif terhadap pihak yang mendukung upaya perang Rusia.”

“Hanya dengan upaya bersama yang memutus sumber pendapatan yang mendanai mesin perang Putin, kita dapat memberikan tekanan ekonomi yang cukup untuk mengakhiri pembunuhan yang tidak masuk akal ini,” kata Bessent bersama Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer.

Tekanan ke China dan India

Seorang juru bicara Departemen Keuangan AS sebelumnya menyerukan agar G7 dan Uni Eropa memberlakukan “tarif yang bermakna” terhadap barang-barang dari China dan India guna menghentikan pembelian minyak Rusia dengan harga diskon.

Baca juga: Penasihat Dagang Trump Desak India Hentikan Impor Minyak Rusia

Presiden AS Donald Trump telah mengenakan tarif tambahan 25 persen pada impor dari India, sehingga total bea masuk terhadap barang India mencapai 50 persen.

Langkah ini dilakukan untuk menekan New Delhi agar menghentikan pembelian minyak mentah murah dari Moskwa, meski memicu ketegangan dalam perundingan dagang kedua negara.

Namun, Trump sejauh ini belum memberlakukan tarif tambahan terhadap China terkait isu serupa. Pemerintahannya masih berhati-hati menjaga kesepakatan dagang sementara dengan Beijing.

Negosiasi dengan China dan Sikap Trump

Bessent dijadwalkan bertolak ke Madrid pada Jumat (13/9/2025) untuk melanjutkan pembicaraan dengan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng.

Agenda pertemuan mencakup isu perdagangan, tuntutan Washington agar TikTok yang dimiliki China melepaskan operasi di AS, serta masalah pencucian uang.

Baca juga: Kekeh Beli Minyak Rusia, India Dihantam Kenaikan Tarif Impor AS Jadi 50 Persen

Dalam wawancara dengan Fox News di hari yang sama, Trump mengatakan kesabarannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin “mulai habis,” namun belum mengancam sanksi baru.

Trump menyebut sanksi terhadap sektor perbankan dan minyak bisa menjadi opsi tambahan, namun menegaskan pentingnya dukungan negara-negara Eropa.

“Kita harus mengambil langkah yang sangat, sangat tegas,” ujar Trump.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |