JAKARTA, KOMPAS.com – Tak banyak yang tahu, kawasan Kebantenan di Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, menyimpan sejarah panjang sejak abad ke-17.
Nama wilayah ini berasal dari permukiman orang-orang Banten yang menetap di sana pada 1685, dipimpin langsung oleh Pangeran Purbaya, putra Sultan Ageng Tirtayasa.
Dikutip dari buku "Asal-usul Nama Tempat di Jakarta" karya Rachmat Ruchiat (2018), asal-usul Kebantenan erat kaitannya dengan konflik internal Kesultanan Banten.
Sultan Haji (Abu Nasir Abdul Qohar) yang mendapat dukungan Kompeni Belanda berhasil menggulingkan ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa.
Baca juga: Ternyata Begini Cerita di Balik Nama Kebon Jeruk dan Kebon Sirih Jakarta
Dalam tekanan, Sultan Ageng bersama keluarga dan abdi setia harus meninggalkan Banten. Mereka kemudian berpencar, hingga akhirnya menyerah kepada pihak VOC.
Sultan Ageng tertangkap di sekitar Ciampea, sedangkan Pangeran Purbaya menyerah di Cikalong kepada Letnan Untung Surapati.
Awalnya keluarga Purbaya ditempatkan di benteng Batavia. Namun kemudian, ia bersama pengikutnya diberi tempat bermukim di sejumlah kawasan, salah satunya Kabantenan.
Wilayah itu pun menjadi pusat pemukiman orang Banten yang hingga kini namanya masih bertahan.
Namun, kisah Purbaya tidak berhenti di situ. Ia bersama adiknya, Pangeran Sake, pernah dituduh terlibat pemberontakan Kapten Joker terhadap VOC.
Akibatnya, keduanya diasingkan ke Sri Lanka pada 4 Mei 1716.
Baca juga: Mengenal Condet, Wilayah Jakarta Timur yang Namanya Tercatat sejak 1709
Baru pada 1730 mereka diizinkan kembali ke Batavia. Sayangnya, Pangeran Purbaya meninggal dunia dua tahun kemudian, tepatnya 18 Maret 1732.
Rachmat juga mencatat, selain Kebantenan di Jakarta Utara, ada pula kawasan dengan nama sama di wilayah antara Cikeas dan Kali Sunter, dekat Bekasi.
Menariknya, di salah satu bekas rumah kediaman Purbaya di sana ditemukan lima prasasti berhuruf Sunda kuno, peninggalan Kerajaan Sunda, yang menjadi bagian penting sejarah Jawa Barat.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini