JAKARTA, KOMPAS.com – Kawasan Luar Batang, Jakarta Utara, menyimpan cerita unik yang terus diwariskan turun-temurun.
Nama daerah yang kini identik dengan Masjid Luar Batang ini disebut-sebut berawal dari peristiwa gaib hingga catatan sejarah kolonial.
Mengutip buku "Asal-usul Nama Tempat di Jakarta" karya Rachmat Ruchiat (2018), Luar Batang dikenal karena terdapat makam keramat Sayid Husein bin Abubakar bin Abdullah al-Aydris, seorang ulama penyebar Islam di pesisir Jawa.
Baca juga: Punya Uang Kas Rp 1 Miliar, Masjid Luar Batang Santuni 200 Anak Yatim Setiap Bulan
Ia wafat sekitar 1796 dan dimakamkan di area masjid yang berdiri pada tahun yang sama.
Menurut legenda, nama Luar Batang lahir ketika jenazah Sayid Husein tiba-tiba hilang dari keranda atau “kurung batang” sebelum dimakamkan.
Peristiwa itu diyakini warga sebagai kejadian ajaib, sehingga kawasan tersebut kemudian disebut Luar Batang.
Namun, ada pula versi sejarah yang menjelaskan bahwa sebutan Luar Batang berasal dari pengempangan atau penghalang berupa batang kayu yang dibentangkan di muara Ci Liwung pada era Batavia.
Dalam bahasa Belanda, batang kayu itu disebut boom, sebagaimana tertulis pada peta tahun 1623.
Setiap kapal yang hendak melintas menuju pusat kota wajib membayar bea di pengempangan tersebut.
Baca juga: Gelombang Peziarah yang Tak Putus di Masjid Luar Batang, Pengelola: Bisa 10.000 Orang Per Minggu
Daerah yang berada di luar pengempangan itu kemudian dikenal dengan istilah buiten de boom, yang dalam bahasa sehari-hari berubah menjadi Luar Batang.
Kampung ini juga kerap disebut Kramat Luar Batang karena keberadaan makam Sayid Husein yang diyakini sebagian masyarakat sebagai keturunan Nabi Muhammad.
Makam tersebut semula berada di luar masjid, namun setelah dilakukan perluasan sekitar tahun 1827, posisinya kini berada di dalam ruang masjid.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini