JAKARTA, KOMPAS.com - Saham perbankan pelat merah kompak menguat pada perdagangan Kamis (11/9/2025). Hal tersebut tak terlepas dari rencana pemerintah menarik dana excess reserve (cadangan berlebih) sebesar Rp 200 triliun untuk ditempatkan pada perbankan nasional.
Analis sekaligus Founder Republik Investor Hendra Wardana mengatakan, sentimen positif itu datang dari pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang memastikan pemerintah akan menarik dana Rp 200 triliun dari Bank Indonesia dan mengembalikannya ke sistem perekonomian. Langkah ini juga telah mendapat restu langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Ia menjelaskan, dana tersebut bukan dalam bentuk pinjaman, melainkan tambahan likuiditas yang ditempatkan seperti deposito di bank.
"Tujuannya jelas memperkuat permodalan perbankan agar mampu memperbesar penyaluran kredit ke sektor riil," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (12/9/2024)
Baca juga: IHSG Hari Ini Anjlok 1,28 Persen, Saham Perbankan Besar Rontok
Hendra bilang, Menkeu telah memberikan peringatan agar dana itu tidak diparkir kembali di instrumen keuangan seperti Surat Berharga Negara (SBN) atau Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
"Melainkan benar-benar masuk ke perekonomian sehingga mampu mendorong pertumbuhan," imbuh dia.
Hendra bilang, pasar saham merespons optimistis langkah ini. Hal tersebut tercermin dari saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI yang melesat 5,15 persen seiring aksi beli asing (net buy asing) Rp 315 miliar.
Selain itu, saham PT Bank Negara Indonesia (Tbk) atau BBNI menguat 7,80 persen dengan net buy Rp 21 miliar, dan PT Bank Tabungan Negara BBTN naik 6,27 persen meski net buy hanya Rp 755 juta.
Baca juga: Pemerintah Guyur Rp 200 Triliun ke 6 Bank Hari Ini, Bagaimana Respons Perbankan?
Hal yang menarik adalah saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI juga ikut naik 1,82 persen meski justru mencatatkan net sell asing Rp 465 miliar, menandakan kuatnya sentimen positif di sektor perbankan.
Banjir likuiditas ini diyakini tidak akan memicu lonjakan inflasi. Menkeu menilai ekonomi Indonesia masih beroperasi di bawah potensinya, yakni sekitar 5 dari target 6,5 persen.
"Artinya, ruang pertumbuhan masih terbuka lebar, sehingga tambahan stimulus likuiditas justru bisa mempercepat momentum ekspansi ekonomi," ungkap Hendra.
Dari sisi teknikal, saham-saham bank pelat merah juga masih menyimpan ruang kenaikan. BBRI direkomendasikan buy dengan target Rp 4.270, BBTN target Rp 1.500, BBNI target Rp 4.540, dan BMRI target Rp 4.750. Dengan prospek ekonomi yang semakin terbuka, bank-bank BUMN berpotensi tetap menjadi motor utama penggerak pasar.
Baca juga: Saham Perbankan Mulai Menguat, Saatnya Investor Masuk?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini