JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPR Iman Sukri menyorot status tanggap darurat bencana banjir yang melanda sejumlah daerah di Bali. Ia melihat, banjir yang terjadi kali ini merupakan yang terparah dalam 10 tahun terakhir.
Salah satu penyebab banjir yang terjadi di Bali kali ini, disebutnya berasal dari tata kelola lingkungan dan sistem drainase yang buruk.
"Banjir yang terjadi bukan sekadar musibah alam, tetapi juga akibat dari lemahnya sistem drainase dan kurangnya area resapan. Pemerintah Provinsi Bali harus segera memperbaiki sistem drainase dan memperbanyak ruang terbuka hijau sebagai area resapan," ujar Iman dalam keterangannya, Kamis (11/9/2025).
Baca juga: Kisah Pilu Korban Banjir Bali, Nenek 70 Tahun Tewas Seusai Selamatkan Dua Anak Tetangga
Selain tata kelola lingkungan dan sistem drainase yang buruk, Iman juga menilai kepatuhan tata ruang juga harus menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Bali.
"Kami mendesak pemerintah untuk bersikap tegas menertibkan bangunan yang menyalahi aturan. Jika dibiarkan, potensi bencana akan terus berulang dan merugikan masyarakat luas," ujar Iman.
Tegasnya, penanganan banjir harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari perencanaan tata kota, hingga pengawasan pembangunan.
"Termasuk edukasi masyarakat agar lebih peduli menjaga lingkungan ini juga penting disosialisasikan," ujar Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bali itu.
Status Tanggap Darurat
Pemerintah Kota Denpasar resmi menetapkan status tanggap darurat bencana banjir, menyusul tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah tersebut sejak Selasa (9/9/2025) malam hingga Rabu (10/9/2025).
Hujan ekstrem yang terjadi lebih dari 24 jam mengakibatkan banjir di sejumlah titik dengan ketinggian air bervariasi.
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menegaskan, penetapan status tanggap darurat dilakukan untuk mengoptimalkan penanganan bencana, mengantisipasi dampak lanjutan, serta menjamin kelancaran aktivitas masyarakat selama masa pemulihan.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Bali Hari Ini 11 September 2025: Sore Cerah Berawan
"Status tanggap darurat ini penting agar seluruh upaya penanganan dapat berjalan terpadu, cepat, dan tepat sasaran dengan melibatkan seluruh elemen," kata Jaya Negara saat memimpin rapat koordinasi penanganan banjir, Rabu.
Jaya Negara menambahkan, debit air sungai di wilayah hulu meningkat drastis akibat curah hujan tinggi sehingga memicu banjir di kawasan hilir.
Meski demikian, jajaran Pemkot Denpasar disebut telah bekerja cepat dengan melibatkan Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, hingga distribusi obat-obatan ke posko-posko banjir.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini