DENPASAR, KOMPAS.com - Sebanyak 43 titik di Kota Denpasar, Provinsi Bali terendam banjir setelah diguyur hujan deras sejak Selasa (9/8/2025) sore hingga Rabu (10/9/2025) pagi.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, ada dua titik yang menjadi lokasi terparah, yaitu Pasar Kumbasari dan wilayah Jalan Pura Demak, Kecamatan Denpasar Barat.
Di Pasar Kumbasari, banjir merendam lapak sekaligus barang dagangan pedagang setempat.
Sementara itu, di wilayah Pura Demak, banjir merendam sejumlah rumah warga dengan ketinggian air mencapai 2-3 meter.
"Yang parah di Denpasar ada 43 titik, tapi yang parah ada 2 wilayah yaitu Pasar Kumbasari dan Jalan Pura Demak. Ada beberapa juga di Kabupaten Badung," kata dia saat meninjau Pasar Kumbasari pada Rabu.
Baca juga: 2 Ruko di Pasar Badung Denpasar Ambruk Imbas Hujan Deras, 3 Orang Hilang
Menurutnya, banjir ini disebabkan oleh curah hujan tinggi sehingga Sungai Tukad Badung tidak bisa menampung volume debit air, kemudian meluap ke sejumlah titik tersebut.
"Ini kan hulunya jauh, panjang ini Tukad Badung ini kan panjang. Jadi curah hujan memang sangat tinggi dari kemarin selama sehari sampai tadi, ya tentu saja ini menimbulkan masalah banjir," kata dia.
Koster juga enggan menyimpulkan bahwa banjir terjadi karena adanya alih fungsi lahan dan masyarakat membuang sampah ke sungai imbas TPA Suwung ditutup untuk sampah organik sejak awal Agustus 2025.
"Jangan dulu buru-buru menyimpulkan ya (terkait pembangunan masif), faktornya banyak ya," kata dia.
Baca juga: Denpasar Lumpuh akibat Banjir di Bali, Balita dan Lansia Dievakuasi
Di tempat yang sama, Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan, pihaknya masih melakukan kajian untuk menerbitkan status darurat bencana atas kejadian ini.
Di sisi lain, Pemkot Denpasar masih memprioritaskan pencarian korban yang hilang, tempat pengungsian, dan mendata jumlah warga serta bangunan yang terdampak banjir.
"Ya, tentu sekarang ini kan kami belum bisa menentukan (status bencana) kita turun ke penyelamatan-penyelamatan evakuasi. Yang jelas nanti kita pasti akan membuat status darurat bencana karena dasar kita untuk mengeluarkan anggaran darurat di kebencanaan ini untuk menanggulangi korban-korban," kata dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini