Banjir Landa Bali Selatan, BPBD Buleleng Siaga

3 days ago 4

BULELENG, KOMPAS.com - Banjir melanda sejumlah daerah di Bali selatan sejak Selasa (9/9/2025) malam hingga Rabu (10/9/2025).

Daerah yang terdampak bencana ini mencakup Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Tabanan, dan Gianyar.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, menyatakan bahwa kondisi di wilayah Buleleng masih relatif aman.

Meskipun hingga saat ini belum ada laporan mengenai banjir, Buleleng tetap masuk dalam zona rawan terdampak.

"Buleleng masih aman. Tapi semua wilayah tetap berpotensi. Kami siaga 24 jam dan masyarakat kami imbau tetap waspada,” kata Putu Ariadi, Kamis (11/9/2025).

Baca juga: Banjir Bali, Pemerintah Pusat Siapkan Dana Rp 5 Miliar untuk Penanganan Dampaknya

Ia menambahkan bahwa BPBD Buleleng telah menyiapkan langkah antisipasi sejak dini, termasuk kesiapan peralatan evakuasi dan koordinasi dengan relawan kebencanaan.

"Masyarakat juga kami dorong segera melapor jika melihat tanda-tanda bencana, seperti retakan tanah atau debit air yang meningkat," ujarnya.

Berdasarkan pemetaan BPBD, wilayah dataran rendah di Kecamatan Buleleng dan Gerokgak berpotensi rawan banjir, sementara kawasan perbukitan di Sukasada dan Busungbiu dinilai rawan longsor.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi dalam tiga hari ke depan di sebagian besar wilayah Bali.

Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.

Baca juga: Dampak Banjir Bali, Kepala BNPB Sebut 474 Unit Kios dan Ruko Rusak

Ia menjelaskan bahwa hujan deras yang terjadi masuk dalam kategori lebat hingga ekstrem.

"Dari pantauan BMKG, akumulasi curah hujan harian di wilayah Bali mencapai lebih dari 50 mm per hari (kategori lebat) hingga di atas 150 mm per hari (kategori ekstrem),” kata Cahyo, Rabu (10/9/2025) dalam keterangannya.

Cahyo menambahkan bahwa kondisi ekstrem ini dipicu oleh aktifnya gelombang atmosfer Ekuatorial Rosby yang menyebabkan pertumbuhan awan-awan konvektif.

Selain itu, kelembaban udara yang tinggi hingga lapisan 12.000 meter mendukung pembentukan awan dengan puncak yang sangat tinggi.

"Kombinasi ini memicu hujan lebat disertai kilat atau petir di sejumlah wilayah Bali," ujarnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |