Belajar dari Hong Kong, IFG Dorong Asuransi dan Dana Pensiun di RI Lebih Efisien

3 days ago 5

HONG KONG, KOMPAS.com - Indonesia Financial Group (IFG) memanfaatkan kerja sama dengan Financial Services Development Council (FSDC) Hong Kong untuk meningkatkan efisiensi industri asuransi dan dana pensiun. Fokus utama adalah Asset Liability Matching (ALM), yaitu keselarasan antara aset dan kewajiban perusahaan.

“Kalau liability-nya jangka pendek dengan risiko tinggi, asset side harus mirror dengan profilnya. Di Hong Kong, praktik ini sudah efisien dan terdigitalisasi, sehingga kita bisa belajar dari mereka,” ujar Dr. Ibrahim Kholilul Rohman, Head IFG Progress, kepada Kompas.com di sela acara Belt and Road Summit 2025, Hong Kong, Kamis (11/9/2025).

Ia menjelaskan, industri asuransi kesehatan bisa menurunkan combined ratio yang tinggi melalui cross-border investment, sehingga pembayaran klaim dan investasi seimbang.

Baca juga: IFG: Pasar Modal Indonesia Tumbuh 5,12 Persen di Tengah Ketidakpastian Global

Dana pensiun juga menerapkan prinsip serupa, dengan pengelolaan risiko seperti mortality, pengangguran, dan siklus ekonomi agar tetap efisien.

Dr. Ibrahim menekankan pentingnya pengembangan ekosistem asuransi syariah (Takaful).

“Problem utama Takaful adalah premi mahal dan return investasi rendah karena ekosistem pasar modal syariah masih lesu. Cross-border operation dan financing bisa menjadi solusi untuk diversifikasi aset dan meningkatkan return,” katanya.

Baca juga: Indonesia Sebut IKN dan Whoosh sebagai Pendorong Lapangan Kerja dan PDB di Ajang Belt and Road Summit 2025

Belt and Road Summit

Sebagai informasi, Belt and Road Summit ke-10 yang digelar di Hong Kong, Rabu (10/9/2025). Forum ini dihadiri lebih dari 6.000 pemimpin pemerintahan, organisasi internasional, pelaku usaha, dan media global dari lebih 120 negara.

Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee menegaskan bahwa forum tahunan ini menjadi ajang penting untuk memperluas jaringan ekonomi.

“Sejak 2016, Belt and Road Summit telah menghadirkan lebih dari 2.800 proyek dari berbagai negara. Kolaborasi ini membuktikan bahwa kerja sama lintas kawasan membawa manfaat bersama,” ujar John Lee dalam sambutan pembukaan di Hong Kong, Rabu (10/9/2025).

Baca juga: Indonesia Buka Pintu Lebar untuk Investor China dan Hong Kong di Belt and Road Summit 2025

Selama sepuluh tahun penyelenggaraan, tercatat lebih dari 45.000 peserta mengikuti forum ini, dengan tema tahun ini mengusung “Collaborate for Change – Shape a Shared Future”.

Pada edisi kali ini, sebanyak 9 nota kesepahaman (MoU) dan kerja sama resmi ditandatangani, mencakup bidang resolusi sengketa, bea cukai, antikorupsi, meteorologi, hingga promosi investasi. Selain itu, ada pula 36 perjanjian bisnis yang melibatkan sektor keuangan, teknologi, logistik, jasa profesional, dan pendidikan.

Nilai total kerja sama yang diumumkan pada pekan ini mendekati 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 16,5 triliun).

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |