Belajar dari Prilly Latuconsina, Jangan Remehkan Istirahat dan Tidur Cukup

1 day ago 4

KOMPAS.com - Prilly Latuconsina baru-baru ini dirawat di rumah sakit. Ia mengaku tubuhnya sudah lama memberi sinyal untuk beristirahat, tapi sering ia abaikan.

"Udah mulai syuting karena harus syuting. Kemarin udah keluar dari rumah sakit dan aku harus bener makannya, istirahatnya, karena aku anemia," kata Prilly lewat unggahannya di akun TikTok pribadinya, @prillylatuconsina, dikutip Jumat (12/9/2025).

Baca juga:

Lewat akun Instagram pribadinya, aktris film Danur ini berpesan untuk tidak mengabaikan sinyal yang tubuh beri. Sebab, tubuh butuh dijaga dan diprioritaskan.

Pengalaman Prilly menjadi pengingat bahwa tubuh, khususnya orang dewasa, tetap membutuhkan istirahat cukup. Simak penjelasan dokter mengenai istirahat berikut ini. 

Prilly Latuconsina sempat dirawat di rumah sakit

Anemia dan kurang istirahat

Prilly Latuconsina mengingatkan pentingnya tidur cukup. Menurut dokter, tubuh butuh tidur cukup agar terhindar dari gangguan kesehatan serius.Bidik layar Instagram @prillylatuconsina96 Prilly Latuconsina mengingatkan pentingnya tidur cukup. Menurut dokter, tubuh butuh tidur cukup agar terhindar dari gangguan kesehatan serius.

Menurut dr. Santi, Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, merasa sehat bukan berarti bebas anemia. Kondisi kurang darah bisa saja tersembunyi dan sering diperburuk dengan pola hidup kurang istirahat. 

Menurutnya, tidur bukan sekadar memejamkan mata atau tidur panjang pada akhir pekan untuk “membayar utang” begadang. Tubuh membutuhkan tidur yang konsisten, baik dari sisi jumlah maupun kualitas.

Ketika kurang tidur terjadi terus-menerus, utang tidur akan menumpuk, serta tubuh dan otak akan terbiasa dengan pola itu.

"Secara subyektif kamu enggak merasa terganggu lagi dengan kantuk dan tubuh terbiasa bangun pagi banget atau bergadang larut malam. Tapi sayangnya jauh di dalam, tubuh dan otakmu meronta," jelas dr. Santi kepada Kompas.com, Jumat (12/9/2025). 

Padahal, nyatanya, fungsi kognitif dan fisik tetap menurun, refleks jadi lambat, kemampuan konsentrasi turun, memori lemot, dan kontrol emosi jadi kacau. Kondisi ini disebut subjective adaptation with objective impairment.

"Kita merasa oke meski kurang tidur, tubuh menyesuaikan diri dengan ritme sirkadian melalui berbagai hormon," tegasnya. 

Baca juga:

Risiko jangka pendek dan jangka panjang kurang istirahat

Kurang tidur memiliki dampak yang sering tak disadari. Dalam jangka pendek, tubuh jadi mudah marah, sulit fokus, performa kerja menurun, dan gangguan mood.

Kalau terus berlanjut, risiko jangka panjangnya cukup serius, mulai dari gangguan daya ingat, penurunan imun, obesitas, kecemasan dan depresi, serta penyakit kronis seperti hipertensi, jantung, dan diabetes.

Selain itu, kurang istirahat juga bisa memperparah kondisi anemia. Tubuh yang kekurangan darah dan oksigen akan makin kewalahan jika tidak mendapat waktu pemulihan yang cukup.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |