KOMPAS.com - Bintang laut ternyata tidak tersebar secara acak di dasar laut. Sama seperti hewan lainnya, mereka mengikuti pola tertentu — lebih banyak ditemukan di beberapa tempat dibanding yang lain.
Sebagian pola tersebut masuk akal, tetapi sebagian lainnya justru menantang aturan keanekaragaman hayati yang selama ini diyakini para ilmuwan berlaku di seluruh dunia.
Mengungkap Peta Kehidupan Bintang Laut
Selama ini, memetakan di mana bintang laut hidup — dan mengapa — bukanlah tugas mudah. Para peneliti memerlukan data dalam jumlah besar, mencakup jarak yang luas dan kedalaman berbeda. Data seperti itu jarang tersedia untuk kebanyakan hewan laut. Namun, untuk bintang laut, akhirnya data tersebut berhasil dikumpulkan.
Para peneliti menganalisis lebih dari 200.000 catatan bintang laut (Asteroidea) dari seluruh samudra dunia. Dengan data masif ini, mereka bisa memetakan tidak hanya lokasi hidup bintang laut, tetapi juga bagaimana keanekaragaman spesies berubah seiring kedalaman — mulai dari perairan tropis dangkal hingga laut dalam.
“Di perairan dangkal, jumlah spesies lebih banyak di daerah tropis daripada di kutub,” jelas Dr. Hugh Carter, kurator bintang laut di Natural History Museum. “Namun semakin dalam, pola ini berubah. Keanekaragaman di tropis menurun, sementara di zona sedang justru meningkat.”
Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Carter bersama Dr. Suzanne Williams dan Dr. Lupita Bribiesca-Contreras.
Baca juga: Bintang Laut Bokong Besar dan Si Ubi Ungu Kecil Ditemukan di Laut Dalam Argentina
Brad Spry via WIKIMEDIA COMMONS Ilustrasi bintang laut.
Aturan Keanekaragaman yang Terbalik
Salah satu aturan tertua dalam biologi adalah gradien keanekaragaman lintang — semakin dekat ke khatulistiwa, semakin banyak spesies yang hidup. Contohnya jelas: hutan Amazon yang penuh kehidupan dibandingkan wilayah Arktik yang relatif sepi.
Biasanya, faktor utama yang mendasari pola ini adalah suhu. Daerah yang lebih hangat mendukung lebih banyak spesies. Namun, di laut dalam, suhu hampir tidak berubah — sekitar 4°C di mana pun lokasinya, baik dekat khatulistiwa maupun kutub.
Pertanyaannya: jika suhu konstan, apakah aturan keanekaragaman ini tetap berlaku di laut dalam?
Baca juga: Kenapa Bintang Laut Berbentuk Bintang?
Bintang Laut yang “Membangkang” Aturan
Untuk menjawabnya, tim peneliti menggabungkan basis data global dan koleksi museum, mencakup 92% dari seluruh spesies bintang laut yang diketahui.
Hasilnya menarik: beberapa famili bintang laut tetap mengikuti pola biasa — lebih beragam di tropis. Namun, ada juga yang justru lebih beragam di zona sedang.
“Perbedaan antar-famili sering kali luput dari penelitian skala besar,” kata Dr. Carter. “Padahal pada skala yang lebih kecil, faktor lain bisa lebih berpengaruh terhadap pola keanekaragaman.”
Salah satu alasannya mungkin terkait makanan. Meski tampak tandus, perairan kutub sangat produktif. Ledakan populasi krill menarik paus, dan ketika nutrien dari organisme tersebut tenggelam, ia ikut memberi makan kehidupan di laut dalam.
Baca juga: Fakta-fakta Bintang Laut yang Tak Banyak Orang Tahu
Wikipedia Bintang Laut
Batas Suhu Kehidupan Laut Dalam
Namun ada batasnya. Peneliti menemukan bahwa keanekaragaman bintang laut menurun drastis saat suhu dasar laut turun di bawah 1,5°C. Bahkan dengan banyak nutrisi, daerah laut yang paling dingin tetap memiliki sedikit spesies.
Fenomena ini konsisten di semua samudra dan bertindak seperti “pagar tak terlihat” bagi kehidupan bintang laut.
Temuan ini bukan hanya memperluas pengetahuan tentang bintang laut, tetapi juga memberikan perspektif baru tentang kehidupan di laut dalam. Jika pusat keanekaragaman hayati laut dalam tidak selalu berada di dekat khatulistiwa, strategi konservasi laut mungkin perlu disesuaikan.
Penelitian ini juga membuka pertanyaan baru: faktor apa lagi yang mengatur keanekaragaman di kedalaman laut? Untuk memahaminya, para ilmuwan harus terus “menyelam” lebih dalam — dan lebih dingin — untuk mengungkap misteri dasar samudra.
Studi lengkapnya dipublikasikan di Nature Ecology & Evolution.
Baca juga: Apakah Bintang Laut Memiliki Mata dan di Mana Letaknya?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini