BMKG Prakirakan Wilayah Ini Akan Hujan 16-22 September 2025

2 hours ago 2

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sejumlah wilayah Indonesia berpotensi dilanda hujan dan angin kencang pada 16-22 September 2025.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, genangan, dan tanah longsor, yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap aktivitas harian maupun transportasi.

“Masyarakat diharapkan memastikan saluran drainase tetap bersih dan tidak tersumbat, serta selalu memantau informasi cuaca resmi BMKG sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan kegiatan,” terang BMKG, dikutip dari laman resminya.

Baca juga: Tak Hanya Merusak, Badai Tropis Juga Memberi Manfaat bagi Bumi, Apa Saja?

Penyebab hujan dan angin kencang di Indonesia

Selama sepekan ke depan, pertumbuhan awan hujan yang signifikan masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.

Menurut BMKG, kondisi ini dipicu oleh interaksi berbagai faktor atmosfer skala global, regional, hingga lokal.

Interaksi atmosfer ini mempertahankan atmosfer berada dalam kondisi labil dan mendukung perkembangan awan konvektif.

“Aktivitas atmosfer tersebut berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga lebat,” jelas BMKG.

Potensi cuaca signifikan berupa hujan lebat disertai angin kencang berpeluang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.

Baca juga: Mengapa Awan Mendung Bisa Terlihat Terang Saat Malam?

Secara global, fase Dipole Mode Index (DMI) yang negatif (−1,27) mampu mendukung peningkatan pasokan uap air.

Sementara secara regional, anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang dominan bernilai negatif di beberapa wilayah.

Kondisi tersebut menjadi indikator aktifnya proses pembentukan dan pertumbuhan awan hujan.

“Di sisi lain, aktivitas gelombang atmosfer juga berperan penting pada dinamika atmosfer di wilayah Indonesia,” ungkap BMKG.

Fenomena MJO dan gelombang Kelvin masih diperkirakan aktif di beberapa wilayah yang berkontribusi dalam peningkatan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan.

Baca juga: Kenali Beda Tanda Hujan Deras Berdurasi Singkat dan Gerimis yang Berlangsung Lama

Selain itu, gelombang atmosfer dengan frekuensi rendah juga terpantau berada di sebagian besar wilayah Indonesia sehingga semakin memperkuat peluang hujan.

Faktor lain yang turut memengaruhi adalah pertemuan angin yang terpantau memanjang di sejumlah lokasi.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |