BNPB Rinci Data Terbaru Korban Banjir Bali dan Uraikan Sebabnya

3 days ago 5

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir di Bali menyebabkan 14 orang meninggal, dan dua warga lainnya masih dalam pencarian hingga Kamis (11/9/2025).

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, memerinci korban ditemukan tewas di Kota Denpasar (delapan orang), Kabupaten Jembrana (dua orang), Kabupaten Gianyar (tiga orang), dan Kabupaten Badung (satu orang).

"Korban yang hilang sebanyak dua jiwa teridentifikasi di Kota Denpasar. Sementara itu, sejumlah warga mengungsi di beberapa titik pos pengungsian," kata Abdul dalam keterangannya, Kamis.

Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, sebanyak 562 warga mengungsi dengan rincian 327 warga di Kabupaten Jembrana dan 235 warga di Kota Denpasar.

Baca juga: BNPB: 7 Wilayah di Bali Terdampak Banjir dan Longsor

Fasilitas umum, seperti sekolah, balai desa, musala dan banjar dimanfaatkan sebagai pos pengungsian sementara. Sementara ini, petugas gabungan masih melakukan upaya tanggap darurat yakni pencarian korban, serta pengendalian banjir dan longsor. Abdul menyatakan, sebanyak tujuh wilayah dilaporkan terdampak banjir dan longsor sejak Rabu (10/9/2025).

"Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali mencatat lebih dari 120 titik banjir yang menerjang tujuh wilayah administrasi kabupaten dan kota," papar Abdul.

Wilayah yang paling terdampak antara lain Kota Denpasar (81 titik), Kabupaten Gianyar (14 titik), Kabupaten Badung (12 titik), Kabupaten Tabanan (8 titik), Kabupaten Karangasem dan Jembrana masing-masing (4 titik). Di Kabupaten Klungkung, banjir berdampak di Kecamatan Dawan.

Sedangkan, tanah longsor terjadi di 12 titik yakni Kabupaten Karangasem, lima titik di Kabupaten Gianyar dan satu titik di Kabupaten Badung.

"Penanganan darurat masih terus dilakukan oleh berbagai pihak di masing-masing wilayah dengan bantuan BPBD Provinsi Bali dan BNPB," terang dia.

BNPB turut memberikan bantuan berupa selimut 200 lembar, matras 200 lembar, sembako 300 paket, tenda keluarga 50 unit dan tenda pengungsi. Selain itu, menyediakan perahu karet, satu unit mesin, tiga unit pompa air.

Baca juga: Banjir Berpotensi Lepaskan Bahan Kimia Berbahaya

Penyebab Banjir Bali

Diberitakan sebelumnya, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyampaikan penyebab banjir di Bali disebabkan cuaca ekstrem yang dipicu oleh gelombang ekuatorial Rossby.

“Aktifnya gelombang ekuator Rossby di wilayah Bali dan sekitarnya mendukung pertumbuhan awan konvektif dan menyebabkan hujan lebat,” kata Ketua Kelompok Kerja Operasional Meteorologi BBMKG Wilayah III, Wayan Musteana, Rabu (10/9/2025).

Gelombang Rossby merupakan gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sekitar ekuator dan berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan. Wayan menjelaskan, kondisi cuaca esktrem ini juga diperkuat dengan tingginya kelembapan udara dari lapisan permukaan hingga 500 milibar (mb).

Menurut BBMKG, cuaca ekstrem di Bali diperkirakan berlangsung hingga hari berikutnya, dengan tren curah hujan yang diprediksi mulai menurun.

“Bali saat ini termasuk memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan,” kata Wayan.

Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat disertai angin kencang dan petir mengguyur sebagian besar wilayah Bali sejak Selasa (9/9/2025) pagi. Aliran sungai, termasuk Tukad Badung di kawasan Pasar Badung Denpasar, meluap dan merendam fasilitas warga, di antaranya di Pura Demak, Denpasar Barat.

Baca juga: Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |