Buat Apa Pejabat Suka Flexing?

2 days ago 3

Buat Apa Pejabat Suka Flexing?

KOMPAS.com - Fenomena pejabat gemar pamer atau flexing kembali jadi sorotan publik.

Bahkan, anggota DPR Fraksi Gerindra, Ahmad Dhani, sempat mengusulkan agar Indonesia memiliki undang-undang anti-flexing seperti di China.

Menurutnya, aturan itu penting agar pejabat lebih peka terhadap kondisi rakyat dan tidak sibuk mempertontonkan gaya hidup.

Namun, pertanyaan yang lebih mendasar muncul, mengapa pejabat begitu suka pamer kemewahan, padahal masyarakat banyak masih hidup serba sulit?

Baca juga: Flexing dan Cermin Masyarakat: Antara Validasi, Identitas, dan Krisis Kepercayaan

Psikolog: flexing jadi sinyal haus pengakuan

Psikolog Ibunda.id, Danti Wulan Manunggal, menjelaskan, perilaku flexing bukan sekadar soal gaya hidup mewah.

Menurutnya, perilaku ini bisa diibaratkan seperti orang yang berteriak, “Lihat aku! Aku sukses!” di depan umum.

Dorongan itu bukan hanya ingin pamer, melainkan juga kerap dipengaruhi faktor psikologis yang lebih dalam.

Flexing sering kali merupakan bentuk kompensasi psikologis. Mereka yang merasa kurang dihargai atas kinerja atau integritasnya bisa berusaha menutupinya dengan memamerkan kekayaan,” ujar Danti saat dimintai pandangan Kompas.com, Kamis (11/9/2025).

Baca juga: Thrifting demi Flexing? Psikografi dan Sisi Lain Penggemar Barang Bekas

Menurut Danti, ada beberapa motif utama di balik perilaku pamer harta ini, termasuk:

  • Keinginan untuk mencari pengakuan. Kekayaan dianggap bukti nyata bahwa mereka berhasil mencapai posisi puncak
  • Upaya meningkatkan harga diri, karena pujian dan perhatian publik membuat mereka merasa lebih penting
  • Menutupi rasa minder atau ketidakamanan dengan mengalihkan perhatian pada barang-barang mewah yang bisa dipamerkan.

“Mobil mewah atau tas mahal kadang bukan sekadar barang, tapi simbol untuk mengalihkan perhatian dari ketidakamanan dalam diri mereka,” tegas Danti.

Baca juga: Flexing... Mengalir Sampai Jauh

Kekuasaan dan kekayaan yang saling menguatkan

Ilustrasi flexing.Dok. Freepik/drobotdean Ilustrasi flexing.

Danti menambahkan, jabatan dan kekuasaan memberi akses lebih mudah bagi pejabat untuk memperoleh harta.

Kekayaan itu kemudian digunakan sebagai alat memperkuat posisi politik maupun sosial.

"Seolah-olah mereka ingin menyampaikan pesan bahwa kekuasaanku memberiku harta, dan hartaku membuktikan kekuasaanku,” jelas Danti.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |