MAGETAN, KOMPAS.com – Tangan mungil Syafeea terlihat lincah mengetik jawaban soal matematika diatas keyboard laptop warna abu abu di ruang laboratorium komputer yang sebelumnya merupakan ruang aula dan ruang kesenian.
Siang itu bersama 15 siswa kelas 5A, Syafeea melakukan pembelajaran menggunakan laptop.
"Saya tidak punya laptop di rumah, tapi sekarang sudah bisa menggunakan laptop untuk mengerjakan soal."
"Menyenangkan belajar dengan laptop karena selain gambar ada materi juga berupa video dan audio," ujarnya ditemui di SDN Sukowinangun 1 Kabupaten Magetan, Rabu (10/9/2025).
Syafeea yang bercita-cita menjadi polisi mengaku adanya laptop di sekolah membuat dia lebih banyak mengeksplor keinginannya menjadi penulis.
Baca juga: BPKP Angkat Bicara soal Audit Proyek Chromebook yang Seret Nadiem
Berkat laptop di sekolah dia mengaku bisa mengikuti lomba menulis yang diselenggarakan Dinas Arpus Kabupaten Magetan beberapa waktu lalu.
"Di rumah tidak ada laptop, belajarnya di sekolah. Kemarin ikut lomba, saya menulis asal usul Kabupaten Magetan. Nyari bahannya pakai laptop sekolah," imbuhnya.
Keberadaan laptop di sekolah juga diakui Gibran, siswa kelas 5A lainnya, mempermudah pembelajaran seperti pelajaran matematika yang dia sukai.
Penjelasan pembelajaran menurutnya tidak membosankan dengan memadukan audio dan visual.
Gibran mengaku di rumahnya ada laptop milik kakaknya, namun untuk pembelajaran tak selengkap laptop sekolahan.
"Lebih mudah belajar matematika kalau ada penjelasan dengan video maupun gambar. Belajarnya nggak bosan," kata penyuka sepak bola yang bercita-cita menjadi pengusaha tersebut.
KOMPAS.COM/SUKOCO Belasan siswa kelas 5A SDN 1 Sukowinangun Kabupaten Magetan memanfaatkan chroomebook untuk pembelajaran matematika. Keberadan peralatan laptop tersebut membuat siswa mudah mengakses bahan pembelajaran yang disampaikan lebih menarik dengan audio visual.
Terima 15 chromebook, pihak SDN Sukowinangun 1 mengaku bisa gelar ujian sendiri.
Di tengah hiruk pikuk perkembangan digital, SD Negeri Sukowinangun 1 menjadi contoh bagaimana sekolah dasar di daerah bisa ikut beradaptasi.
Dari ruang aula sederhana, anak-anak mulai belajar mengetik, membuat desain, hingga memahami kuis interaktif.
Chromebook bukan sekadar perangkat. Alat ini adalah pintu kecil yang membuka jalan menuju dunia yang lebih luas bagi generasi mendatang.