KOMPAS.com – Perceraian menjadi fase baru dalam rumah tangga, bukan hanya bagi pasangan, tetapi juga bagi anak.
Psikolog keluarga Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi., menyebut penerapan konsep co-parenting penting agar anak tidak merasa bingung secara emosional setelah orangtuanya berpisah.
Dalam situasi ini, konsep co-parenting, yaitu pola pengasuhan bersama antara ayah dan ibu meski sudah berpisah, menjadi kunci menjaga stabilitas emosi anak.
Dengan komitmen yang jelas, anak tetap dapat merasakan kehadiran dan kasih sayang kedua orangtuanya tanpa merasa ditinggalkan.
Baca juga: 3 Dampak Positif Co-Parenting Menurut Psikolog
Pentingnya co-parenting yang sehat
Sukmadiarti menjelaskan bahwa co-parenting bukan sekadar berbagi jadwal mengasuh, melainkan upaya membangun konsistensi dan rasa aman bagi anak.
“Anak membutuhkan kepastian bahwa ayah dan ibu masih menjadi bagian penting dalam hidupnya, meski sudah tidak lagi tinggal serumah,” ujarnya, kepada Kompas.com baru-baru ini.
Ketika ayah dan ibu mampu menjaga komunikasi yang sehat dan menekan konflik, anak akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan perubahan.
Sebaliknya, pertengkaran yang terus-menerus justru bisa menimbulkan luka emosional yang panjang.
Baca juga: Co-Parenting Setelah Bercerai Bisa Bikin Anak Bingung, Ini Saran Psikolog
Cara menjaga stabilitas emosi anak lewat co-parenting
Beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua setelah perceraian untuk tetap menjaga keharmonisan pengasuhan, antara lain:
-
Pisahkan konflik dari pengasuhan
Perbedaan pendapat dengan mantan pasangan sebaiknya tidak dibawa ke hadapan anak.
Hindari sikap saling menyalahkan karena dapat menimbulkan rasa bersalah pada anak.
-
Konsistensi aturan di dua rumah
Anak akan lebih tenang bila aturan dasar, seperti jam tidur atau waktu belajar, tetap sama di rumah ayah maupun ibu. Konsistensi ini membantu anak merasa aman.
Baca juga: Apa Saja yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Terapkan Co-Parenting seperti Acha Septriasa?
-
Komunikasi terbuka dengan anak
Dengarkan keluhan dan pertanyaan anak tanpa menghakimi.
Anak yang didengar akan lebih mudah mengekspresikan perasaan dan tidak menutup diri.
-
Tetap hadir secara emosional dan finansial
Bagi ayah yang tidak lagi tinggal serumah, penting untuk tetap konsisten menafkahi dan meluangkan waktu berkualitas.