Curhat Transmigran Batu Ampar, Mandi di Sungai hingga Minum Air Hujan

3 days ago 8

BENGKULU SELATAN, KOMPAS.com - Transmigran yang ditempatkan di Desa Batu Ampar, Kecamatan Kedurang, Bengkulu Selatan mengeluhkan infrastruktur dasar yang masih belum layak di kawasannya.

Salah seorang warga transmigran, Dede Kaswara (45), dari Jawa Barat yang bekerja sebagai pekerja harian lepas mengatakan bahwa akses jalan menjadi kendala utama pengembangan kawasan.

"Walaupun ada penghasilan sedikit juga di sini (hasil pertanian, perkebunan, atau peternakan), enggak bisa dikeluarkan (dijual ke pasar) karena kondisi jalan," kata Dede, Rabu (10/09/2025).

Baca juga: Kementerian Transmigrasi Kucurkan Rp 4,5 Miliar untuk Bengkulu Selatan

Tak hanya masalah jalan dan listrik, warga transmigran Batu Ampar juga mengalami krisis air bersih.

"Juga yang kita butuhkan juga air bersih. Kita minum ini kadang air hujan," ungkapnya.

Ia berharap, pemerintah bisa memfasilitasi masyarakat untuk menjual hasil pertanian, perkebunan, atau peternakan mereka.

"Kita bisa nanam, tapi enggak bisa kita jual ke sana. Tolong fasilitasi kami dengan ada penampungnya juga," katanya melanjutkan.

Curhatan lain datang dari ibu 4 anak, Siti Romadhoni Panca Susanti asal Tegal (39). Ia bersama suami pindah ke Batu Ampar sejak tahun 2018.

Baca juga: Tak Ada Lagi Penempatan Transmigran Luar Daerah ke Kalimantan Tengah

Air bersih menjadi kendala utama yang ia rasakan. Siti dan keluarga mengandalkan air hujan.

Sementara saat musim kemarau, mereka harus mengambil air dari masjid yang berada jauh dari kawasan permukiman dan melewati jalan akses desa yang rusak. Bahkan, sehari-hari, mereka harus mandi di sungai.

Saat pindah ke Batu Ampar, pemerintah memberikan rumah dan pekarangan dengan total luas 1,25 hektar, serta jatah hidup berupa sembako selama satu tahun.

"Harapannya, pengennya biar lebih nyaman hidupnya, biar ramai, tambah lagi penduduknya, katanya mau masuk lagi 150 KK (Kepala Keluarga), semoga beneran 150 KK jadi kita betah, makin ramai," ungkapnya.

Jalan rusak menuju kawasan transmigrasi Desa Batu Ampar, Kedurang, Bengkulu SelatanKompas.com/Aisyah Sekar Ayu Maharani Jalan rusak menuju kawasan transmigrasi Desa Batu Ampar, Kedurang, Bengkulu Selatan

Jalan Akses Rusak Parah hingga Krisis Listrik dan Air

Desa Batu Ampar di Kecamatan Kedurang, Bengkulu Selatan merupakan kawasan transmigrasi yang dikembangkan sejak tahun 1979.

Kawasan transmigrasi yang sudah berusia hampir setengah abad ini berjarak sekitar 4 jam perjalanan darat dari pusat Kota Bengkulu.

Salah satu pekerjaan rumah yang menjadi sorotan di Batu Ampar adalah akses jalan penghubung desa yang tidak layak.

Baca juga: Setelah 10 Tahun, Transmigran di Melolo Terima Sertifikat Tanah Gratis

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |