DENPASAR, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengungkapkan bahwa banyak bangunan rusak akibat banjir yang melanda enam Kabupaten dan Kota di Provinsi Bali pada Rabu, 10 September 2025.
Kios dan rumah toko (ruko) milik warga menjadi bangunan yang paling banyak terdampak. Jumlah kerusakan mencapai 474 unit.
"Banyak bangunan yang rusak, datanya nanti ada di pemerintah daerah, tentu ini akan berkembang terus."
"Memang yang menonjol bukan rumah masyarakat, tetapi yang rusak ratusan itu adalah kios dan ruko-ruko kecil di pasar."
Baca juga: Penampakan Mobil dan Motor Dinas yang Terendam di Basement Sejumlah Gedung di Pemkab Badung Bali
"Jumlahnya ada 474 unit, tapi kalau rumah masyarakat tidak banyak," kata Suharyanto usai menggelar rapat koordinasi di rumah jabatan Gubernur Bali pada Rabu malam.
Selain bangunan, sejumlah infrastruktur juga mengalami kerusakan, termasuk jalan raya dan jembatan akibat longsor.
Pemerintah pusat telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk membagi program kerja dalam memperbaiki bangunan dan infrastruktur yang rusak.
"Itu akan diperbaiki, akan dibuat rapat teknis untuk perbaikan."
"Jadi kami sepakat malam ini mana yang akan diperbaiki pemerintah daerah dalam hal ini kabupaten/kota, provinsi, dan mana yang diperbaiki pemerintah pusat dalam hal ini BNPB dan kementerian terkait," tambahnya.
Suharyanto juga menyampaikan bahwa tim gabungan Polri dan TNI, bersama lembaga terkait dan masyarakat, akan dikerahkan untuk membersihkan sampah di lokasi yang terdampak banjir.
Baca juga: 9 Orang Meninggal dan 6 Masih Hilang dalam Banjir Bali, Ini Identitas Rinci Para Korban
"Unsur yang melakukan di lapangan gabungan TNI, Polri, relawan lembaga terkait ini akan membantu masyarakat melakukan pembersihan," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Nyoman Arya, mencatat sebanyak 123 titik wilayah yang dilanda bencana banjir akibat hujan deras dengan intensitas tinggi pada hari yang sama.
Di antara titik-titik tersebut, 81 berada di Kota Denpasar, 14 di Kabupaten Gianyar, delapan di Kabupaten Tabanan, empat di Kabupaten Karangasem, empat di Kabupaten Jembrana, dan 12 di Kabupaten Badung.
Hujan lebat tersebut juga menyebabkan tanah longsor, bangunan roboh, jembatan jebol, dan pohon tumbang.
Rinciannya, tanah longsor terjadi di 18 titik, yaitu lima titik di Kabupaten Gianyar, 12 titik di Kabupaten Karangasem, dan satu titik di Kabupaten Badung.
Bangunan roboh atau jebol tercatat di 16 titik, dengan dua titik di Kabupaten Gianyar, dua titik di Kabupaten Badung, 11 titik di Kabupaten Karangasem, dan satu titik di Kota Denpasar.
Baca juga: Warga Jembrana Tewas Diduga Tersengat Listrik Saat Banjir di Bali
Selanjutnya, jembatan jebol dan ruas jalan rusak terjadi di tiga titik, yaitu satu titik di Kabupaten Gianyar dan dua titik di Kabupaten Karangasem.
Pohon tumbang tercatat di sembilan titik, dengan dua titik di Kabupaten Gianyar, dua titik di Kabupaten Badung, dan lima titik di Kabupaten Karangasem.
"Saat ini, operasi lapangan difokuskan pada upaya evakuasi warga terdampak, pembersihan daerah yang sudah surut air, dan koordinasi penanganan darurat bersama BPBD kabupaten/kota, Tagana, Basarnas, PMI, Damkar, DKLH, Dinas PUPR, Dinkes, dan instansi terkait lainnya," pungkas Nyoman Arya pada Rabu.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini