KARANGASEM, KOMPAS.com – Sebanyak 310 jiwa dari 90 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali mengungsi akibat bencana banjir yang melanda wilayah tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan,, ratusan warga yang mengungsi itu berasal dari Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem.
Para warga memilih tinggal sementara di rumah saudara maupun tetangga yang tidak terdampak banjir.
"Perkembangan per hari ini, 90 KK dan 310 jiwa masih mengungsi," ujar dia, dikonfirmasi Jumat (12/9/2025) di Karangasem.
Baca juga: Pesan Gibran saat Kunjungi Pengungsi Korban Banjir Bali
Ia menyebutkan, banjir tidak hanya merendam permukiman, tetapi juga mengakibatkan kerugian pada sektor peternakan dan aktivitas masyarakat.
Sejumlah ternak milik warga juga dilaporkan hanyut.
"Dampak dari banjir peternakan warga seperti babi, sapi, dan ayam yang terdampak. Selain itu, aktivitas masyarakat sehari-hari juga sangat terganggu," katanya.
Selain itu, banjir menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah warga.
Total kerugian materiel diperkirakan mencapai Rp 1,8 miliar.
"Kerugian diperkirakan sekitar Rp 1,8 miliar," katanya.
Arimbawa mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan kondisi warga yang masih mengungsi.
Baca juga: Tim Sar Gabungan Kerahkan Drone dan Eskavator Cari Korban Hilang akibat Banjir di Nagekeo
BPBD bersama Pemerintah Daerah juga berupaya menyalurkan bantuan kebutuhan dasar kepada masyarakat yang terdampak.
"Warga sementara tinggal di rumah keluarga atau tetangga yang tidak terdampak," katanya.
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Karangasem memicu bencana di lebih dari 30 titik, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga akses jalan yang tertutup material.
Peristiwa ini memaksa ratusan warga untuk meninggalkan rumahnya demi keselamatan.
BPBD Karangasem mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana susulan mengingat intensitas hujan masih cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini