JAKARTA, KOMPAS.com - Peluang pembiayaan sektor perumahan di Indonesia semakin terbuka lebar.
Dalam acara Pertemuan & Simposium Perumahan “Warisan Bangsa” yang dihadiri oleh 1.380 peserta, CEO Danantara, Rosan Roeslani, memberikan pernyataan yang memicu optimisme tinggi di kalangan pelaku bisnis.
Ia menegaskan bahwa plafon pembiayaan perumahan bisa melonjak dari Rp 130 triliun menjadi Rp 250 triliun jika sektor swasta berhasil menunjukkan kinerja yang solid di tahap awal.
Baca juga: Danantara Guyur Rp 130 Triliun untuk KUR Perumahan, Ini Rinciannya
Acara yang diselenggarakan di Balai Sarbini, Lippo Mall Nusantara, Selasa (16/9/2025), ini merupakan hasil kolaborasi antara Bank Nobu, KADIN Indonesia, Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman, serta Kementerian Investasi.
Simposium ini berfokus pada tema "Gotong Royong Perumahan untuk Bangsa," yang menyoroti perumahan sebagai motor penggerak ekonomi dengan target mencapai 8 persen dari PDB.
Peran Kunci Sektor Swasta
Dalam sambutannya, Rosan menekankan bahwa kesuksesan program perumahan nasional tidak hanya bergantung pada dukungan pemerintah, tetapi juga pada keberanian dan kecerdasan sektor swasta dalam menyerap dan mengelola dana yang tersedia.
Baca juga: Serba-serbi KUR Perumahan, Program Perdana yang Diguyur Rp 130 Triliun
"Kunci keberhasilan program ini ada pada sektor swasta. Private sector harus mampu menyerap, mengelola, dan dengan berani sekaligus bijak menggunakan dana yang tersedia untuk membangun," tegas Rosan.
Menurut Rosan, jika sektor swasta bisa menyerap plafon pembiayaan sebesar Rp 130 triliun di tahun ini, maka peningkatan menjadi Rp 200 hingga Rp 250 triliun pada tahun berikutnya bukanlah hal yang mustahil.
Sinergi Pemerintah dan Dunia Usaha
Simposium ini dianggap sebagai bentuk sinergi yang kuat antara pemerintah, perbankan, dan dunia usaha.
Para pembicara kunci, termasuk Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, dan pimpinan asosiasi, memaparkan berbagai instrumen pembiayaan seperti KUR Perumahan, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dan KPR Progresif sebagai alat untuk mendorong pembiayaan yang inklusif dan kompetitif.
Baca juga: Danantara Siapkan Rp 130 Triliun untuk KUR Perumahan, Ini Rencana Pemerintah
Tingginya antusiasme peserta, baik yang hadir secara langsung maupun online, menunjukkan adanya gairah baru di sektor properti, konstruksi, dan bahan bangunan.
Diskusi interaktif yang penuh inisiatif dari para pelaku usaha menegaskan komitmen untuk menjadikan perumahan sebagai pengungkit bisnis sekaligus pengabdian kepada bangsa.
Dengan adanya kolaborasi yang terus-menerus, sektor perumahan diharapkan dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi baru yang berdampak luas bagi masyarakat dan perekonomian nasional.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini