Demonstran Pro-Palestina Ganggu Balap Sepeda Vuelta, Pemerintah Spanyol Justru Dukung

2 hours ago 2

BARCELONA, KOMPAS.com – Ajang balap sepeda Vuelta Spanyol 2025 berubah menjadi panggung protes anti-Israel. Para demonstran memanfaatkan sorotan internasional untuk mengecam operasi militer Israel di Gaza, yang telah berlangsung selama hampir dua tahun.

Di kota-kota kecil yang dilalui jalur balapan, bendera Palestina berkibar di tangan ratusan warga. Mereka berdiri di tikungan terakhir menuju garis finis etape ke-15, tepat di hadapan kamera televisi.

“Protes-protes ini lahir dari gagasan bahwa satu-satunya kesempatan kami untuk membela hak asasi manusia terkait Israel adalah Vuelta Spanyol,” kata Rosana Prieto (48), anggota dewan kota yang ikut turun ke jalan, kepada Associated Press.

Baca juga: Keluarga Sandera: Netanyahu Satu-satunya Hambatan Akhiri Perang Gaza

“Ini menjadi sorotan internasional bagi kami untuk menyatakan bahwa kami menentang apa yang dilakukan Israel,” tambahnya.

Protes berujung insiden kecelakaan

Aksi protes tak selalu berjalan damai. Seorang demonstran yang membawa bendera Palestina terlalu dekat dengan peloton hingga menyebabkan dua pesepeda bertabrakan.

Dalam sepuluh hari terakhir, enam etape terpaksa dipersingkat atau dihentikan, sementara lebih dari 20 orang ditahan polisi.

Tim keamanan Vuelta mengakui mustahil menutup seluruh rute pedesaan yang panjang dan berkelok, sehingga pengunjuk rasa bisa muncul tiba-tiba dan menghalangi jalan pembalap.

Meskipun belum ada insiden yang melibatkan tim Israel, sejumlah pebalap mengancam mundur jika keselamatan kembali terancam.

Tekanan politik terhadap tim Israel

Gelombang protes mendapat dukungan dari pemerintah Spanyol. Perdana Menteri Pedro Sánchez, yang tahun lalu bersama Irlandia dan Norwegia mengakui negara Palestina, juga telah meminta izin ke pengadilan PBB untuk bergabung dalam kasus Afrika Selatan yang menuduh Israel melakukan genosida.

Menteri Luar Negeri José Manuel Albares menegaskan dukungannya jika tim Israel dikeluarkan dari Vuelta. Hal senada disampaikan Pilar Alegría, Menteri Olahraga sekaligus juru bicara pemerintah.

“Apa yang kita saksikan dalam protes ini, menurut saya, logis. Olahraga tidak dapat dipisahkan dari dunia di sekitarnya,” ujarnya kepada radio Cadena Ser, 11 September lalu.

Baca juga: Polisi Tangkap 25 Orang dalam Demo di Inggris yang Dihadiri 150.000 Orang

Para pengunjuk rasa membandingkan situasi dengan larangan tim Rusia tampil di ajang olahraga internasional akibat perang di Ukraina. Mereka menilai tim Israel seharusnya mendapat perlakuan yang sama.

Respons Israel dan Tim Israel Premier Tech

Israel menuduh Spanyol berpihak pada Hamas dan membela tindakannya di Gaza sebagai operasi militer melawan kelompok tersebut.

Tim Israel Premier Tech, yang hanya menurunkan satu pebalap Israel di Vuelta, menyatakan mundur dari balapan bukan pilihan. “Itu akan menciptakan preseden berbahaya,” demikian pernyataan resmi tim.

Untuk mengurangi sorotan, para pebalap menghapus nama tim dari seragam balap. Mereka juga menghindari wawancara media.

Tim ini dimiliki pengusaha Israel-Kanada, Sylvan Adams, yang berperan besar mempromosikan Israel lewat olahraga. Pada 2018, ia ikut menggelar Giro d’Italia di Israel.

“Kerja bagus untuk Sylvan dan tim balap sepeda Israel karena tidak menyerah pada kebencian dan intimidasi. Kalian membuat Israel bangga,” tulis Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di platform X pada 5 September.

Baca juga: Petugas Imigrasi Malaysia Diduga Terima Suap Rp 3,5 Miliar untuk Buka Toko Perhiasan

Di tengah sorotan politik dan aksi protes, Israel Premier Tech masih mendapat alasan untuk tersenyum. Pebalap Amerika, Matthew Riccitello, berhasil mengamankan jersey putih sebagai pebalap muda tercepat di bawah usia 25 tahun pada Vuelta tahun ini.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |