JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Imparsial, Ardi Manto Adiputra, membuat laporan ke Polda Metro Jaya usai sembilan bulan terakhir sejak Desember 2024 hingga Agustus 2025 diduga diteror, Selasa (9/9/2025).
Laporan direktur organisasi yang bergerak di bidang Hak Asasi Manusia (HAM) ini teregistrasi dengan nomor LP/B/6318/IX/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA.
“Maksud kedatangan saya yang didampingi oleh teman-teman untuk melaporkan serangan yang berulang terhadap saya pribadi, maupun juga kami di Imparsial,” kata Ardi saat ditemui di Polda Metro Jaya, Selasa (9/9/2025).
Baca juga: Imparsial Kritik Kembalinya Tentara ke Kursi Dirut Bulog
Sejumlah dugaan tindak pidana ini berlangsung terhadap Ardi dan teman-teman Imparsial pada Desember 2024, Januari 2025, Agustus 2025, dan September 2025.
“Seperti perusakan mobil saya itu sudah dua kali (Desember 2024 dan September 2025), peretasan akun Instagram kantor di Juli (2025),” ungkap Ardi.
Selain itu, akun WhatsApp Ardi diretas oleh orang tak dikenal (OTK) mulai 21 Agustus hingga 28 Agustus 2025.
“Beberapa kawan-kawan di Imparsial, staf kami, juga mengalami penguntitan, pemberhentian di tengah jalan dalam beberapa rentang waktu satu tahun belakangan ini,” jelas Ardi.
Baca juga: Momen Direktur Lokataru Bertemu Yusril dan Kapolda Metro di Tahanan
Dalam aksi perusakan mobil di Jalan Wibawa Mukti II, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi pada Desember 2024, sebuah laptop milik Ardi raib.
Sementara, aksi perusakan mobil di ruas jalan serupa pada September 2025, dokumen yang ada di dalam kendaraan Ardi pun juga raib.
“Itu dokumen kegiatan aktivitas Imparsial yang kalau jatuh di tangan pencuri, itu enggak ada gunanya. Tapi kalau jatuh di tangan orang yang memang punya niat untuk melemahkan kerja-kerja kami, itu mungkin berguna,” ungkap Ardi.
Imparsial menyebut akun WhatsApp Ardi diretas sejak 20 Agustus 2025. Pada hari itu, antara pukul 10.00 hingga 15.00 WIB, ia berulang kali mendapat telepon dari nomor tak dikenal.
Karena berulang kali menelepon, Ardi akhirnya menerima panggilan itu sekitar pukul 14.00 WIB.
“Penelepon mengaku sebagai petugas Dukcapil Kota Bekasi meminta konfirmasi terkait aplikasi e-KTP. Setelah percakapan berakhir, penelepon mengirimkan tautan ktpdigital.net,” bunyi keterangan resmi yang diterima Kompas.com dari pihak Imparsial.
Baca juga: Polisi Sebut TNI Tak Bisa Laporkan Ferry Irwandi soal Dugaan Pencemaran Nama Baik
Namun, begitu Ardi mengeklik tautan tersebut, ponselnya tiba-tiba hang dan akun WhatsApp-nya langsung dikuasai pihak lain.
Beberapa menit kemudian, seorang rekan kerja menyadari foto profil WhatsApp Ardi berubah, menandakan akunnya telah diretas.