JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto meminta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mempercepat komunikasi proses penambahan saham PT Freeport Indonesia (PTFI) lebih dari 10 persen.
Hal ini dikatakan Bahlil usai rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025). Salah satu pembahasannya mengenai perkembangan negosiasi penambahan saham.
"Saya diminta untuk bisa melakukan komunikasi percepatan. Dan kalau itu sudah fix, Insha Allah Freeport akan kita pertimbangkan untuk melakukan kelanjutan daripada kontrak," kata Bahlil di Istana, Senin.
Baca juga: Erick Thohir soal 7 Pekerja Freeport Terjebak di Tambang Bawah Tanah
Bahlil mengungkapkan, dalam rapat itu, Kepala Negara memang bertanya mengenai proses negosiasi.
Ia menyampaikan bahwa negosiasi penambahan saham berjalan baik, dengan rencana divestasi lebih dari 10 persen.
"Saya dipanggil untuk ditanyakan tentang kesepakatan. Dan tadinya awalnya kita sepakat untuk penambahan saham 10 persen Freeport. Tapi tadi berkembang negosiasi yang Insha Allah katanya lebih dari itu," jelas Bahlil.
Baca juga: Bahlil Umumkan Operasional Tambang Freeport Berhenti Sementara karena 7 Pekerja Terjebak Longsor
"Alhamdulillah, awalnya kan penambahan saham Freeport itu 10 persen. Perkembangan yang terjadi di atas 10 persen," imbuhnya.
Adapun terkait jumlah pastinya, Bahlil bakal mengumumkan jika sudah kesepakatan berhasil ditandatangani.
"Berapa pastinya, nanti saya akan umumkan setelah tanda tangan proses perpanjangan," ucap Bahlil.
Lebih lanjut Bahlil mengungkapkan, harga akuisisi saham sebesar 10 persen termasuk murah.
"Karena valuasi asetnya kan kita anggap itu sudah nilai bukunya sangat tipis sekali. Tetapi itu kan terjadi untuk sampai dengan 2041," tandas Bahlil.
Sebagai informasi, proses penambahan saham Freeport sudah terjadi pada era Presiden ke-7 Joko Widodo.
Jika divestasi bertambah 10 persen berhasil, saham pemerintah di PTFI bakal menjadi 61 persen dari sebelumnya 51 persen.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini