DLH Cianjur: 61 Persen Sampah di TPA Berasal dari Sisa Makanan Rumah Tangga

2 hours ago 1

CIANJUR, KOMPAS.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat bahwa 61 persen dari total sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cianjur merupakan limbah rumah tangga.

Setiap harinya, volume sampah yang diangkut mencapai antara 200 hingga 400 ton, dengan mayoritas berupa sampah organik.

“Persentase ini dari data pusat bahwa faktanya demikian. Sampah sisa makanan dari rumah tangga yang paling banyak dibuang," ujar Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Beracun DLH Cianjur, Prihadi Wahyu Santosa, Senin (15/9/2025). 

Baca juga: Warga Cianjur Kini Bisa Tukar Sampah dengan Sembako, Begini Caranya

Ia menambahkan, jika sampah dapat diolah sejak dari sumbernya, volume sampah yang masuk ke TPA dapat berkurang drastis.

“Idealnya memang sampah sisa makanan bisa diselesaikan atau diolah di tingkat rumah tangga,” ungkap Prihadi.

Dalam upaya menangani masalah ini, DLH Cianjur meluncurkan program Loseda (Lodong Sesa Dapur) yang memanfaatkan pipa paralon yang ditanam di tanah, baik di halaman rumah maupun pot tanaman.

“Lodong atau pipa ini difungsikan untuk membuang sisa-sisa makanan, seperti cangkang telur, kulit buah, sisa potongan sayuran, termasuk sisa makanan,” jelasnya.

Baca juga: Gempa Magnitudo 4,6 Guncang Sukabumi, Getaran Terasa hingga Bogor dan Cianjur

Limbah yang dihasilkan dari program ini akan diolah menjadi kompos, sehingga dapat memberi manfaat tidak hanya untuk mengelola sampah dapur, tetapi juga untuk memperbaiki kualitas tanah dan tanaman.

Sebagai langkah awal, program ini akan diimplementasikan di Kecamatan Kota, yang mencakup enam kelurahan dan lima desa.

“Di setiap lingkungan nantinya akan punya kelompok swadaya masyarakat yang bukan hanya mengurus sampah dapur, tapi juga bisa mengolah sampah anorganik supaya punya nilai tambah,” tambah Prihadi.

Prihadi juga menekankan pentingnya pengolahan sampah sisa makanan di tingkat hulu.

“Setiap hari TPA Cianjur menerima 200 sampai 400 ton sampah, dan 61 persen di antaranya adalah sisa makanan. Jika sampah ini dapat dikelola sejak dari rumah, maka hanya tersisa 39 persen,” jelasnya.

Melalui program Loseda, Prihadi berharap dapat mewujudkan amanat Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, yang menekankan pengelolaan sampah sebagai prioritas pembangunan nasional.

“Sehingga pada 2030, sampah yang dibuang ke TPA hanya berupa residu, atau sampah yang tidak dapat diolah lagi, seperti diapers, beling, paku, dan lainnya. Sementara sampah jenis lain dapat diselesaikan di tingkat hulu, tidak dibuang ke TPA,” tutup Prihadi.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |