JAKARTA, KOMPAS.com - KAI Commuter menyatakan komitmennya untuk mengedepankan prinsip-prinsip Environment, Social, Governance (ESG) dalam menjalankan bisnisnya, sehingga dapat menciptakan ekosistem transportasi yang berkelanjutan.
Hal itu diwujudkan dengan mendaur ulang pakaian dinas pegawai dan Kartu Multi Trip (KMT) yang tidak terpakai.
Direktur Utama KAI Commuter, Asdo Artriviyanto, menjelaskan pakaian dinas pegawai disulap menjadi bahan batik khas KAI Commuter dan KMT yang tidak terpakai disulap menjadi paving block sebagai lantai luar ruangan yang digunakan di area kantor.
“Kegiatan recycling pakaian dinas pegawai dan KMT yang tidak terpakai untuk dijadikan bahan lain yang lebih bermanfaat menjadi bentuk komitmen penuh kami untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip ESG dalam seluruh aspek operasional," ujarnya saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Baca juga: KAI Commuter Sulap Seragam Dinas Jadi Batik dan KMT Jadi Paving Block
Asdo menjelaskan sejauh ini ada sebanyak 144,05 kilogram seragam dinas yang telah didaur ulang menjadi kain batik sebanyak 306 meter. Kain batik ini memiliki filosofi tentang commuter line sebagai ruang hidup yang menyatukan budaya, sejarah, dan modernitas.
Sementara itu, sebanyak 956,88 kg KMT yang tidak terpakai didaur ulang menjadi 352 buah paving block.
Selain itu, menjelang HUT KAI Commuter tahun ini, perusahaan juga meresmikan ruang layanan Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Ini menjadi bukti keseriusan KAI Commuter dalam meningkatkan transparansi informasi perusahaan, memperkuat komunikasi publik
Baca juga: KRL Jabodetabek Beroperasi Normal, KAI Commuter Jamin Keamanan Publik
Sebelumnya, dalam satu tahun terakhir, layanan Keterbukaan Informasi Publik KAI Commuter telah melayani 311 permohonan informasi dan dokumentasi yang berasal dari mahasiswa, instansi pemerintah, maupun instansi lainnya.
Seluruh layanan tersebut dilakukan secara daring melalui permohonan di situs web http://kip.kci.id.
“Setelah peresmian ruang layanan KIP ini, masyarakat atau instansi lainnya dapat mengajukan permohonan informasi secara langsung di ruang layanan tersebut,” jelas Asdo.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini