JAKARTA, KOMPAS.com - Komedian Eko Patrio mengaku paskah usai statusnya sebagai anggota DPR RI dinonaktifkan oleh partai politiknya, Partai Amanat Nasional (PAN).
“Ah, apalagi urusan itu saya serahkan ke partai politik aja,” kata Eko di Polda Metro Jaya, Sabtu (13/9/2025) dini hari.
Bagi Eko, fokus utamanya saat ini adalah keluarganya. Ia ingin memperbaiki psikologis istri dan anaknya.
Baca juga: Eko Patrio Muncul di Polda Metro, Minta Penangguhan Penahanan Pria yang Bawa Kucingnya
“Saya lillahi taala, saya serahkan semua sebagai anggota dewan atau apa, saya serahkan ke ketum saya, Pak Zulkifli Hasan,” ungkap Eko.
Saat ditanya apakah ia akan tetap berpolitik, Eko menyerahkan seluruh keputusan kepada PAN.
“Yang penting sekarang saya dekat sama keluarga saja,” tegas Eko.
Diketahui, sejumlah partai politik mengambil keputusan untuk menonaktifkan kadernya yang dinilai menyebabkan kegaduhan.
Penonaktifan dimulai dari Partai Nasdem yang melakukannya kepada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach yang pernyataannya disorot publik.
Setelah itu ada Partai Amanat Nasional (PAN) yang ikut melakukan hal serupa kepada Eko Patrio dan Uya Kuya.
Baca juga: Eko Patrio Maafkan Penjarah Rumahnya, Serahkan Proses Hukum ke Polisi
Partai Golkar juga menonaktifkan Adies Kadir yang notabenenya adalah Wakil Ketua DPR yang menyinggung soal tunjangan anggota DPR.
Penjarahan
Rumah Eko didatangi massa pada Sabtu (30/8/2025) malam.
Berdasarkan pantauan jurnalis video Kompas.com di lokasi, massa dilaporkan masuk ke dalam rumah dan mengambil sejumlah barang. Peristiwa itu terjadi sejak sekitar pukul 22.00 WIB.
Massa yang sudah berkerumun sejak malam hari memaksa masuk ke rumah Eko Patrio yang berada di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Petugas keamanan kompleks disebut tidak mampu menahan arus massa yang berbondong-bondong. Massa berhasil menjebol pintu rumah Eko.
Baca juga: Penahanan Pria yang Bawa Kucing Eko Patrio Telah Ditangguhkan
Berdasarkan keterangan petugas, rumah Eko disebut dalam keadaan kosong saat kejadian. Eko Patrio tidak berada di lokasi karena sebelumnya sudah meninggalkan rumah.
Adapun aksi massa tersebut dipicu oleh kekecewaan massa terhadap Eko Patrio. Mereka menilai sikapnya berjoget saat Sidang Tahunan DPR/MPR melukai hati masyarakat.
Terlebih, insiden itu bertepatan dengan kebijakan kenaikan tunjangan anggota DPR, sehingga memicu kemarahan publik.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini