Eks Petinggi WhatsApp Bongkar Meta, Sebut Data Miliaran Orang dalam Bahaya

4 days ago 3

KOMPAS.com - Seorang mantan kepala keamanan siber di WhatsApp (WA), Attaullah Baig, melayangkan gugatan terhadap sang induk perusahaan, Meta.

Dalam gugatannya, Baig menuding bahwa Meta sudah melakukan pelanggaran serius karena dinilai sudah mengabaikan celah keamanan aplikasi yang berpotensi membahayakan data miliaran pengguna.

Baig diketahui mengajukan gugatan ke Pengadilan Federal Amerika Serikat (AS) yang berlokasi di San Francisco, pada Senin (8/9/2025).

Dalam pengajuan tersebut, ia juga melampirkan dokumen setebal 115 halaman berisi rincian gugatan, serta berbagai temuannya selama melakukan pengujian keamanan internal. 

Pegawai punya akses penuh ke data pengguna

Salah satu temuan utama dalam dokumen tersebut yaitu soal dugaan adanya ribuan pegawai WhatsApp yang memiliki akses penuh terhadap data pengguna. Temuan ini dinilai Baig sebagai ancaman serius, khususnya soal keamanan privasi. 

Baca juga: Eks Bos Facebook Didakwa Bersalah gara-gara Hapus E-mail

Secara spesifik, Baig mengungkap ada sekitar 1.500 insinyur internal Meta yang bisa mengakses informasi sensitif, tanpa pengawasan yang memadai.

Laporan menyebut, data pengguna yang bisa diakses pegawai Meta, yaitu seperti informasi kontak, alamat IP, dan foto profil. Para insinyur bahkan diklaim mampu memindahkan atau mencuri data pengguna Meta. 

Menurut Baig, praktik ini berpotensi melanggar perintah pemerintah AS terkait regulasi keamanan data pribadi pengguna.

Ia juga menilai, Meta telah gagal menerapkan langkah-langkah keamanan siber dasar, termasuk penanganan data dan kemampuan deteksi pelanggaran yang memadai.

Abaikan laporan dan bantah tuduhan

Baig menjelaskan, dirinya sudah berulang kali melaporkan temuan ini kepada para petinggi perusahaan. Laporan tersebut, kata dia, disampaikan ke Head of WhatsApp, Will Cathcart, dan CEO Meta, Mark Zuckerberg.

Dalam dokumen gugatan tersebut, Baig mengeklaim kalau laporan temuannya diabaikan pengadilan. Ia menegaskan, Meta malah memprioritaskan pertumbuhan pengguna, ketimbang fokus memperbaiki celah keamanan di WhatsApp.

Padahal menurut temuannya, hampir setiap hari WA tercatat mengalami peretasan ke lebih dari 100.000 akun setiap hari. Baig mengaku, dirinya sudah menawarkan sejumlah solusi kepada perusahaan, tapi tak pernah diimplementasikan.

Baca juga: Soal Privasi, Meta AI Disebut Lebih Mengkhawatirkan dari ChatGPT

Meta sendiri membantah keras tuduhan yang dilayangkan Baig. Perusahaan menyebut, gugatan itu hanya sekadar bentuk kekecewaan dan balas dendam dari seorang mantan karyawan yang diberhentikan secara mendadak.

Carl Woog, Vice President of WhatsApp menyatakan bahwa klaim Baig tidak akurat dan memutarbalikkan fakta.

Menurutnya, tim internal WhatsApp telah bekerja keras menjaga keamanan miliaran pengguna di seluruh dunia.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |