JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengusulkan lima kawasan ekonomi khusus (KEK) baru, di antaranya fokus pada sektor galangan kapal dan produksi kereta api.
Menurutnya, untuk KEK galangan kapal, usulan ini sejalan dengan rencana Danantara Indonesia yang berencana menggabungkan BUMN-BUMN di sektor galangan kapal.
"Salah satunya memang yang kita usulkan, Kawasan Ekonomi Khusus untuk galangan kapal yang ada di Sulawesi Selatan," ujar Erick saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (15/9/2025).
Ia menjelaskan, dengan adanya KEK galangan kapal, pelaku industri bisa mendapatkan insentif pajak dan dukungan ekosistem yang lebih baik.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Skema Pengurangan Beban KAI di Proyek Whoosh
Erick menilai, pasar untuk kapal kelas menengah masih terbuka lebar di Indonesia.
"Kalau kita lihat, market produksi kapal kelas menengah ini sekarang sangat dibutuhkan. Karena dari China, Jepang, dan Korea sudah memproduksi kapal yang lebih besar. Karena cost daripada pembangunan. Nah, Indonesia punya market yang besar," jelasnya.
Sementara itu, untuk usulan KEK yang berfokus pada produksi kereta api, hal ini seiring dengan tingginya permintaan kereta api kelas menengah kepada PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA.
"Ordernya seperti angkutan kereta api untuk batu bara. Lalu juga dari Bangladesh, pembangunan gerbong kelas menengah. Ini bukan kelas luxury, ya, ini kelas menengah. Lalu INKA sendiri dapat orderan yang banyak dari Indonesia," paparnya.
Lebih lanjut, Erick menegaskan pembangunan KEK tematik ini merupakan langkah untuk memperkuat daya saing dan industrialisasi di Indonesia.
Ia mengatakan, langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
"Pesan Bapak Presiden kepada para Menteri, jadi kita harus mulai mengkonsolidasikan seluruh kekuatan kita sebagai bangsa untuk bisa kompetitif dari industrialisasi yang dibutuhkan oleh negara kita," pungkasnya.
Baca juga: Soal Pelita Air Gabung Garuda Indonesia, Erick Thohir: Proses Kajian Ada di Danantara
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini