BANDUNG, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengungkapkan, perbaikan Gedung DPRD Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang rusak akibat demonstrasi baru-baru ini, diperkirakan memerlukan anggaran sekitar Rp9,5 miliar.
"Yang Rp9,5 miliar itu untuk Cirebon," ungkap Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PU, Dewi Chomistriana, usai meninjau Mess MPR RI di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, pada Selasa (9/9/2025) sore.
Dewi menjelaskan, setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim, kerusakan yang dialami Gedung DPRD Kabupaten Cirebon tergolong ringan pasca-aksi demonstrasi.
Baca juga: Rehabilitasi Mess MPR RI yang Dibakar di Bandung Butuh Rp12,9 Miliar
Oleh karena itu, perbaikan gedung tersebut dapat diselesaikan lebih cepat dibandingkan dengan Mess MPR RI di Kota Bandung, yang rusak lebih parah akibat kebakaran dan termasuk bangunan cagar budaya.
"Sudah diasesmen. Jadi tim keandalan bangunan gedung dari Kementerian PU sudah melakukan asesmen juga untuk yang Cirebon dan kerusakannya kerusakan ringan," tambah Dewi.
Kementerian PU juga telah menginventarisasi total bangunan yang rusak akibat aksi demonstrasi. Jumlahnya 43 unit yang tersebar di enam provinsi di 15 kabupaten dan kota.
"Sebelumnya ada 13 provinsi, 30 kota kabupaten yang mengalami kerusakan, tapi ternyata dari hasil identifikasi banyak yang perusakannya tingkatnya ringan. Sehingga langsung ditangani oleh pemerintah daerah sendiri," jelas Dewi.
Baca juga: Layanan Publik DPRD Cirebon Tetap Beroperasi meski Kantor Rusak Usai Demo
Sebagai informasi, Gedung DPRD Kabupaten Cirebon terbakar setelah massa melakukan aksi unjuk rasa pada Sabtu (30/8/2025).
Demonstrasi tersebut melibatkan mahasiswa, pengemudi ojek online, dan sejumlah elemen masyarakat lainnya.
Massa berusaha memasuki halaman gedung dewan, melempari kaca dengan batu dan kayu, sementara suara pecahan kaca bercampur dengan teriakan terdengar di lokasi.
Dalam waktu singkat, kobaran api muncul di salah satu sisi gedung dan dengan cepat membesar, menjilat atap gedung, serta mengeluarkan asap hitam pekat yang membubung tinggi.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini