DENPASAR, KOMPAS.com - Wakil Presiden Gibran Rakabuming menyoroti pembangunan masif yang tak terkendali di Kota Denpasar, Bali.
Hal itu disampaikan Gibran merespons bencana banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Bali pada Rabu (10/9/2025).
Gibran mengatakan, pemerintah pusat dan daerah tengah menyiapkan langkah yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut.
"Saya titip Pak, karena pembangunan di Bali ini sangat masif, saya titip saja nanti kita temukan (solusinya)," kata Gibran saat mengunjungi korban banjir di Posko Pengunsian Banjar Tohpati, Denpasar Timur, pada Jumat (12/9/2025).
Baca juga: Gubernur Koster Bantah Alih Fungsi Lahan Jadi Penyebab Banjir Parah di Bali
Pernyataan itu disampaikan Gibran saat berdioalog dengan warga setempat terkait solusi untuk mengatasi bencana banjir ini agar tidak terualang ke depannya.
"Mohon solusi ke depan, harapan kami semoga Pak Wapres tahun depan tidak datang lagi, kalau enggak ke sini berarti enggak ada banjir, kan gitu," kata salah satu warga setempat.
Baca juga: Bali Darurat Banjir, Gubernur Koster: 70 Tahun Tak Pernah Hujan Sebesar Ini
Gibran mengatakan telah berkoordinasi dengan Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara untuk memperkuat sistem drainase untuk meminimalkan risiko banjir.
"Sudah disampaikan ke Pak Wali juga. drainase, tempat-tempat untuk serapan air dan agar tidak terjadi banjir seperti ini," katanya.
Gibran juga meminta pemerintah daerah agar segera memulihkan objek wisata yang terdampak agar warga dan wisatawan bisa kembali beraktivitas normal.
"Kita ingin pasca kejadian ini diperhatikan di sektor-sektor pariwisata dan tadi ibu-ibu berjualan supaya bisa berjualan lagi," kata dia.
Diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat terdapat 120 titik banjir yang menerjang tujuh wilayah administrasi kabupaten dan kota di Pulau Dewata.
Wilayah yang paling banyak terdampak banjir ada Kota Denpasar dengan jumlah 81 titik. Sedangkan, Kabupaten Gianyar terdapat 14 titik, Kabupaten Badung 12 titik, Kabupaten Tabanan 8 titik, Kabupaten Karangasem dan Jembrana masing-masing 4 titik, dan Kabupaten Klungkung 1 titik.
Kemudian, tanah longsor sebanyak 12 titik terdapat di Kabupaten Karangasem, 5 titik di Kabupaten Gianyar dan satu titik di Kabupaten Badung.
Akibat kejadian ini, tercatat ada 15 orang meninggal dunia dan sebanyak 562 warga terpaksa mengungsi.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini