Harga Emas Naik 40 Persen, Analis Prediksi Rekor Baru di 2026

3 days ago 4

KOMPAS.com – Harga emas dunia terus bersinar sepanjang 2025. Logam mulia tersebut tercatat naik lebih dari 40 persen, jauh mengungguli kinerja indeks saham maupun aset kripto.

Sejumlah analis memperkirakan tren penguatan ini masih berlanjut, bahkan berpotensi menembus rekor baru harga emas pada 2026.

Dilansir dari Yahoo Finance, kenaikan harga emas jauh melampaui indeks S&P 500 yang hanya naik 10 persen sepanjang tahun ini.

Bitcoin, yang sempat mencatat rekor berkat dukungan pemerintahan Donald Trump, pun tertinggal dengan kenaikan sekitar 20 persen.

Baca juga: Skema Baru Pajak Kripto dan Emas Batangan

Emas Jadi Aset Pelarian

Kenaikan harga emas kerap mencerminkan ketidakpastian ekonomi global. Investor, pemerintah, maupun institusi biasanya beralih ke emas saat kondisi keuangan penuh gejolak, bersaing dengan dolar AS dan obligasi jangka panjang.

Menariknya, rekor harga emas kali ini terjadi bersamaan dengan reli saham teknologi di Wall Street.

Hal ini menunjukkan bahwa emas tidak hanya menjadi aset pelarian ketika pasar melemah, tetapi juga pilihan investasi di tengah tren optimistis.

Baca juga: Sempat Meroket di Pagi Hari, Harga Emas Siang Ini Terkoreksi, Antam Turun Rp13.000

Prospek Suku Bunga dan Dolar AS

Ekspektasi penurunan suku bunga The Federal Reserve turut menjadi faktor utama penguatan emas.

Meningkatnya angka pengangguran justru memicu pasar berharap adanya pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

Suku bunga rendah biasanya membuat emas lebih menarik dibandingkan investasi bebas risiko.

Selain itu, pelemahan dolar AS semakin memperkuat posisi emas.

Morgan Stanley Research mencatat, nilai dolar AS turun hampir 10 persen sepanjang 2025, penurunan terbesar sejak 1973. Tekanan ini membuat investor mencari aset lindung nilai lain yang lebih aman.

Baca juga: Reli Berlanjut, Harga Emas Dunia Tembus 3.670 Dollar AS

Bank Sentral Dunia Perkuat Cadangan Emas

Bloomberg mencatat, kepemilikan emas bank sentral asing kini melampaui obligasi pemerintah AS untuk pertama kalinya sejak 1996.

Tren ini menegaskan pergeseran kepercayaan global dari dolar AS ke emas sebagai cadangan utama.

Tak hanya itu, Goldman Sachs dalam analisisnya memperkirakan harga emas bisa menembus 5.000 dollar AS per troy ounce pada 2026.

Prediksi tersebut didasarkan pada risiko melemahnya independensi The Fed serta potensi peralihan dana investor dari obligasi pemerintah ke emas.

Tidak Menjanjikan Kekayaan Instan

Meski tengah menjadi primadona, emas bukanlah instrumen spekulatif seperti kripto. Tidak ada yang menjadi kaya mendadak hanya dengan mengandalkan perusahaan penyimpanan emas.

Namun, justru sifatnya yang stabil dan tidak berubah itulah yang membuat emas tetap menjadi aset lindung nilai klasik.

Dengan prospek ekonomi global yang penuh ketidakpastian, emas diperkirakan masih akan mempertahankan sinarnya setidaknya hingga tahun depan.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |