KARAWANG, KOMPAS.com - Hasil Sanggabuana Javan Leopard Survey (SJLS) mencatat ada 19 macan tutul jawa hidup di Pegunungan Sanggabuana, Jawa Barat. Kamera jebak bahkan merekam seekor induk macan kumbang yang berjalan bersama dua anaknya.
“Secara umum dari 19 individu macan tutul ini ditemukan 14 macan tutul dan 5 macan tutul melanistik atau kumbang. Atau 17 macan tutul dewasa dan 2 anak macan tutul. Sedangkan perbandingan jenis kelaminnya 11 macan tutul betina dan 3 macan tutul jantan, serta 3 macan kumbang betina dan 2 macan kumbang jantan,” kata Bernard T. Wahyu Wiryanta, leader Tim SJLS dalam keterangannya kepada Kompas.com, Senin (15/9/2025).
Bernard menjelaskan, data tersebut diperoleh dari 40 kamera jebak yang disebar di Pegunungan Sanggabuana sejak Februari 2025. Dari ribuan foto dan video yang terkumpul, tim berhasil mengidentifikasi individu berdasarkan pola tutul unik yang dimiliki tiap macan tutul, layaknya sidik jari manusia.
Salah satu kamera jebak bahkan merekam induk macan kumbang bersama dua anaknya yang berbeda pola warna, satu tutul dan satu kumbang. “Di Sanggabuana, anaknya mempunyai perbedaan pola, satu tutul dan satu kumbang dari induk macan kumbang,” ujar Bernard.
Selain macan tutul, kamera jebak juga merekam satwa liar lain seperti elang jawa, kucing hutan, trenggiling, hingga surili. Data ini menjadi dasar rencana program konservasi lanjutan untuk menjaga keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana.
KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyambut gembira hasil survei tersebut. “Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keanekaragaman hayati demi kelangsungan hidup generasi mendatang. TNI AD akan terus mendukung kegiatan pelestarian hutan lindung seperti ini,” kata Maruli.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini