ICMI Tawarkan Strategi "Harm Reduction", Seimbangkan Ekonomi dan Kesehatan di Forum Global Maroko

2 hours ago 2

JAKARTA, KOMPAS.com – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menyoroti keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan kesehatan publik lewat strategi "harm reduction" pada Africa Global Health Symposium di Casablanca, Maroko, 4–5 September 2025.

Melalui Center for Information and Development Studies (CIDES-ICMI), Indonesia menekankan pentingnya pendekatan berbasis bukti ilmiah untuk melindungi industri tembakau sekaligus kesehatan masyarakat.

Forum internasional ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai negara. Ketua CIDES-ICMI Andi Bakti menyebut Indonesia menghadapi dilema unik sebagai produsen tembakau terbesar keenam dan produsen cengkih terbesar di dunia.

“Larangan total terhadap produk tembakau konvensional bukanlah solusi yang adil dan efektif, terutama bagi negara dengan industri dan budaya tembakau yang telah mengakar seperti Indonesia. Pendekatan harm reduction yang selaras dengan prinsip-prinsip Islam, seperti maslahah (kebaikan bersama) dan hifz al-nafs (perlindungan hidup), menawarkan solusi yang lebih seimbang,” ujar Andi Bakti, dikutip dari Kontan, Selasa (16/9/2025).

Baca juga: DPR Ingatkan Satgas Penindakan Barang Kena Cukai Ilegal Tak Matikan Industri Hasil Tembakau

Andi Bakti dari CIDES-ICMI memaparkan gagasan harm reduction di Africa Global Health Symposium.DOK. CIDES ICMI Andi Bakti dari CIDES-ICMI memaparkan gagasan harm reduction di Africa Global Health Symposium.

Dalam artikelnya yang dimuat di buku "Harm Reduction: The Manifesto 2025", Andi menyoroti pentingnya membedakan profil risiko berbagai produk tembakau.

Ia menyebut produk tembakau dipanaskan (HTP/HNB) berdasarkan kajian internasional dapat mengurangi paparan zat berbahaya hingga 90–95 persen dibandingkan rokok bakar.

Selain itu, perkembangan teknologi memungkinkan lahirnya produk alternatif lain yang terbukti secara ilmiah mengurangi paparan zat berbahaya.

Inovasi ini, kata Andi, bisa menjadi opsi bagi perokok dewasa yang kesulitan berhenti sekaligus menjaga kelangsungan industri tembakau yang menopang perekonomian nasional.

Baca juga: Panen Tembakau Tak Terserap Perusahaan Rokok, Penjualan Turun Drastis?

Andi juga menyinggung dukungan regulasi modern di Indonesia. UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023 disebut sebagai contoh kebijakan yang mempertimbangkan perbedaan risiko antarproduk tembakau.

Ia berharap aturan turunannya mengadaptasi pendekatan pengurangan risiko agar manfaat produk alternatif dapat dioptimalkan.

“Dengan kolaborasi antara ulama, ahli kesehatan masyarakat, dan pemerintah, negara-negara Muslim dapat menjadi pelopor dalam model pengendalian tembakau yang adil, efektif, dan berbasis ilmu pengetahuan,” tegasnya.

Gagasan Indonesia itu mendapat sambutan hangat, terutama dari perwakilan negara-negara Afrika yang menghadapi tantangan serupa. Usulan tersebut diharapkan menginspirasi negara lain untuk mengadopsi kebijakan pengendalian tembakau yang lebih komprehensif dan berkeadilan.

Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul: ICMI Beri Gagasan di Forum Global, Keseimbangan Kesehatan Masyarakat dan Ekonomi.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |