JAKARTA, KOMPAS.com – PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menilai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu dipengaruhi kombinasi sentimen global dan domestik.
Equity Analyst Indo Premier, Hari Rachmansyah, menjelaskan keputusan suku bunga Amerika Serikat pekan depan berpotensi menjadi katalis utama pasar global.
"Data ketenagakerjaan di AS yang cenderung melemah berpotensi mendorong bank sentral AS The Fed mengambil sikap lebih dovish, sehingga memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga," kata Hari dalam keterangan tertulis, Senin (15/9/2025).
Baca juga: IHSG Bakal Menanjak di Awal Pekan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin
Ia menambahkan, dinamika ini penting dipantau pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, karena mempengaruhi arus modal global dan sentimen investor.
Dalam situasi itu, aset safe haven seperti emas, serta saham di sektor yang sensitif terhadap perubahan suku bunga seperti perbankan dan real estat, diperkirakan menjadi sorotan investor.
Dari domestik, sentimen datang dari langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menempatkan dana pemerintah Rp 200 triliun di bank-bank BUMN untuk penyaluran kredit sektor riil.
Secara rinci, Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing mendapat Rp 55 triliun, BTN Rp 25 triliun, dan BSI Rp 10 triliun.
Hari menilai kebijakan tersebut memberi katalis positif bagi perbankan.
"Dana tersebut ditempatkan dalam bentuk deposito on call dengan bunga sekitar 4 persen dan tenor enam bulan. Bank penerima wajib menandatangani perjanjian dengan Kemenkeu dan melaporkan penggunaan dana secara berkala," ujar Hari.
Baca juga: IHSG Sepekan Turun 0,17 Persen, Kapitalisasi Pasar Jadi Rp Rp 14.130 Triliun
Meski begitu, ia menekankan pasar tetap memperhatikan risiko arus keluar asing dan stabilitas rupiah.
"Meski kebijakan ini positif bagi likuiditas dan pertumbuhan ekonomi, pasar tetap mencermati tekanan outflow asing dan stabilitas rupiah," tutupnya.
IHSG sendiri menutup perdagangan pekan lalu di zona hijau. Indeks naik 106,15 poin atau 1,37 persen ke level 7.854,06 pada Jumat (12/9/2025).
Data perdagangan menunjukkan 405 saham menguat, 251 melemah, dan 149 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 17,84 triliun dengan volume 32,88 miliar saham.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini