KOMPAS.com - Puluhan ilmuwan, yang mayoritas di antaranya mewakili Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang alam, mendesak Science Based Targets initiative (SBTi) untuk berbuat lebih banyak.
Mereka meminta SBTi untuk mendorong perusahaan agar berinvestasi dalam penghilangan karbon dari proyek-proyek konservasi dan restorasi alam, sebagai bagian dari strategi net-zero mereka.
Sekitar 30 ilmuwan mengirim surat kepada kelompok kerja ahli SBTi, di mana mereka tengah dalam proses memperbarui Standar Net Zero untuk bisnis skala besar.
Melansir Edie, Jumat (12/9/2025), surat dari para ilmuwan itu menyatakan bahwa solusi iklim berbasis alam (NCS), seperti restorasi hutan bakau dan penghijauan, menawarkan skalabilitas dan efektivitas biaya yang cepat tidak seperti kebanyakan teknologi penghilangan karbon buatan manusia.
NCS juga memberikan manfaat yang lebih luas bagi alam dan masyarakat.
Baca juga: SBTi Rilis Standar Net Zero untuk Bank dan Investor, Atur soal Pinjaman hingga Asuransi
Dalam suratnya, peneliti menuliskan beberapa pihak telah salah menilai mengenai solusi berbasis alam dan menganggap manfaatnya tidak akan bertahan lama.
Anggapan tersebut membuat perusahaan enggan berinvestasi pada solusi berbasis alam, padahal itulah yang paling dibutuhkan saat ini untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Di sisi lain penerapan kebijakan yang ketat kemungkinan akan menciptakan inefisiensi, sistemik, ketidakadilan, dan hambatan yang tidak menguntungkan pada tindakan iklim yang saat ini ada.
Selain itu juga para ilmuwan menyebut aturan yang dibuat berdasarkan asumsi yang belum tentu benar. Mereka, misalnya mempertanyakan apakah penyimpanan karbon secara secara geologis benar-benar seaman dan setahan lama yang diklaim.
Baca juga: Demi Target Iklim Global, SBTi Luncurkan Standar Net Zero untuk Sektor Energi Listrik
Surat dari para ilmuwan ini juga telah dikirimkan kepada badan pengawas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengawasi aturan pasar karbon global, yang dikenal sebagai Pasal 6.4 dari Perjanjian Paris.
Sebelumnya, organisasi nirlaba independen yang berfokus pada kebijakan iklim dan keberlanjutan global NewClimate Institute menerbitkan sebuah penilaian tentang bagaimana 35 perusahaan besar menggunakan solusi penghilangan karbon baik yang berbasis alam maupun buatan manusia untuk mencapai target iklim mereka.
Penilaian tersebut mengungkapkan bahwa perusahaan di sektor penerbangan, mode, dan energi dan utilitas adalah yang paling sering berinvestasi pada proyek penghilangan karbon berkualitas rendah, seperti menanam pohon di lokasi yang berisiko tinggi terhadap cuaca ekstrem.
Agroforestri juga menjadi pilihan umum, yaitu berinvestasi pada pohon yang nantinya akan ditebang untuk menghasilkan bubur kertas, kertas, atau kayu.
Sementara itu, perusahaan-perusahaan teknologi cenderung mengambil pendekatan yang lebih maju.
Baca juga: Citizen Science Mulai Didorong untuk Riset Perairan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.