JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya impor baja dinilai menjadi penyebab tutupnya sejumlah pabrik dalam negeri, yang berdampak pada hilangnya mata pencaharian ribuan pekerja.
Menurut Ketua Umum Indonesia Steel Structure Construction (ISSC) Budi Harta Winata, derasnya baja impor membuat industri baja lokal kian terhimpit, bahkan sudah ada pabrik di Surabaya yang tutup dan di Bekasi menyusul tutup.
"Sudah ada satu pabrikan besar yang tutup di Surabaya, dari tahun 2024, yang di bekasi juga udah mau tutup katanya tuh," ujarnya ditemui di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Ia menuturkan, ketika baja konstruksi impor membanjiri Indonesia, dampaknya terasa langsung ke para pekerja lokal di industri ini.
Baca juga: Asosiasi Baja Nasional Ingatkan Ancaman Serius Derasnya Impor ke Perekonomian RI
Seperti juru las atau welder kehilangan pekerjaannya, sebab baja konstruksi impor banyak yang datang dalam bentuk produk jadi atau semi-jadi.
Padahal perusahaan-perusahaan dalam negeri dan balai latihan kerja (BLK) pemerintah berupaya menyediakan pendidikan vokasi untuk menciptakan banyak sumber daya welder.
Dampak berantai juga dirasakan pada industri pendukung. Pabrik kawat las, gerinda, hingga pemasok bahan baku lokal ikut terpukul karena industri konstruksi baja dalam negeri terganggu produk impor.
Baca juga: Banjir Baja Impor Murah, Krakatau Steel (KRAS) Pilih Pertahankan Mutu
"Jadi, rantai pasok yang mensupport itu (industri baja dalam negeri), semuanya tutup," kata dia.
"Satu pabrik bisa menyerap 500 sampai 1.000 tenaga kerja.Artinya, di (daerah) itu membutuhkan 500 kontrakan, membutuhkan warung-warung untuk karyawan makan siang, sehingga hidup. Tapi sekarang, dengan maraknya masuk produk impor, kerjaan tidak dan mereka tutup," tambahnya.
Budi mengatakan, ISSC sudah menyampaikan kondisi ini kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Namun, dia menilai hingga saat ini belum ada solusi nyata.
Oleh karena itu, ISSC berencana menyuarakan masalah ini dengan melibatkan DPR RI. Ia berharap, industri baja dalam negeri tidak bernasib sama seperti industri tekstil yang saat ini menghadapi gelombang PHK karena banjirnya tekstil impor.
Menurut Budi, negara semestinya melindungi industri strategis dalam negeri, seperti baja dan tekstil.
"Sebelum terjadi industri baja seperti industri tekstil, mohon pemerintah segera turun tangan untuk menyelesaikan ini. Kami minta segera setop impor konstruksi baja itu, biar membantu juga pertumbuhan ekonomi dalam negeri," pungkasnya.
Baca juga: Impor Baja Murah Tekan Industri Lokal, Legalitas Produk Vietnam dan China Dipertanyakan
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini