Inovasi Hijau Bank Sampah di Banjarnegara Sulap Sampah Plastik jadi Petasol, BBM Setara Solar

3 hours ago 1

KOMPAS.com - Sebuah organisasi di Banjarnegara berhasil mengolah limbah plastik menjadi Bahan Bakar Mesin (BBM) bernama Petasol.

Organisasi tersebut, yakni Bank Sampah Banjarnegara (BSB) berhasil memproduksi bahan bakar yang setara dengan solar, serta dapat dijual dan digunakan sehari-hari.

Beberapa masyarakat pengguna Petasol tersebut bahkan mengaku sudah tidak perlu membeli bahan bakar lagi. Mereka menggunakan BBM tersebut untuk kendaraannya sehari-hari.

Baca juga: Ramai Narasi Isi BBM di SPBU Harus Nominal Ganjil agar Tak Dicurangi Petugas, Ini Kata Pertamina

Ide awal dari sampah plastik tak bernilai jual

Muntoha (48), salah seorang pengurus BSB, mengungkapkan ide awal pembuatan Petasol karena adanya sampah plastik yang menggunung dan tidak bernilai jual.

“Awalnya, BSB berdiri pada 2014. Waktu itu mengumpulkan semua jenis sampah dari warga, yakni sampah plastik dan sampah yang masih ada nilai jual,” ungkap Toha ketika dihubungi Kompas.com pada Jumat (12/8/2025).

Namun, seiring berjalannya waktu, sampah plastik yang tidak bernilai jual tersebut terkumpul sangat banyak hingga menggunung. 

“Pada 2017, baru berpikir bagaimana caranya mengurai sampah plastik yang sudah terlanjur menggunung di bank sampah karena tidak bisa menjualnya,” kata Toha. 

Setelah mencari dan memilah berbagai rekomendasi, pihak BSB memilih mesin pirolisis untuk menangani sampah-sampah tersebut.

Baca juga: Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, BP AKR, dan Vivo yang Berlaku Mulai 1 September 2025

Proses produksi BBM Petasol

Toha menjelaskan bahwa proses yang dilalui cukup sederhana, mereka awalnya memilah jenis plastik dari warga yang dapat diolah dalam mesin pirolisis.

Jenis plastik tersebut antara lain PP, HDPE, PE. Sementara itu, jenis plastik yang tidak bisa diolah adalah PET dan PVC.

Setelah memilah, baru kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam mesin.

“Proses tersebut dilakukan dengan metode destilasi dan penyulingan. Esoknya baru diberi proses treatment yang berfungsi sebagai penjernih untuk menghilangkan zat-zat berbahaya dari mesin,” kata Toha.

Baca juga: Pertamina Gelar Diskon BBM dan Elpiji hingga Rp 20 Ribu, Ini Cara Dapatnya

Dalam mengoperasikan dan memproduksi Petasol, Toha mengatakan terdapat divisi pengolahan sampah yang berjumlah 7 orang.

“Foundernya adalah Bapak Budi Trisno Aji (48). Pengurus divisi pengolahan sampah terdiri dari 4 orang sebagai operator mesin, 1 orang sebagai operator treatment atau pemurnian, dan 2 orang sebagai pemilah sampah,” kata Toha.

Baca juga: Resmi, Ini Harga BBM Pertamina per 1 September 2025

Dijual seharga Rp 8.500

Toha mengatakan output BBM Petasol yang diproduksi tersebut dijual untuk membantu para petani lokal.

“Iya, dijual untuk membantu petani lokal. DIjual dengan harga 8500 untuk alat-alat pertanian,” ungkapnya.

Toha mengatakan bahkan terdapat pengguna yang sudah 3 tahun memakai Petasol dan tidak pernah lagi membeli produk luar. 

“Ada kendaraan berspek mesin diesel dan sudah 3 tahun kendaraan tersebut sudah tidak beli solar dari produk luar, tapi dari produk sendiri,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan bahwa petani-petani lokal ikut mendapatkan manfaat dari pengolahan tersebut, terutama untuk alat-alat pertanian.

Baca juga: Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Bisa Bikin Kerusakan Teknis Serius, Ini Penjelasan Pakar

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |