Insentif Mobil Listrik Tidak Tepat, Pakar: Lebih Baik buat Bus Listrik

3 hours ago 2

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah resmi tidak memperpanjang insentif mobil listrik impor. Menurut pakar transportasi, sebaiknya insentif atau subsidi memang tidak diberikan untuk kendaraan listrik pribadi, baik motor maupun mobil.

Ki Darmaningtyas, pengamat transportasi sekaligus Ketua Institut Studi Transportasi (Instran), menilai subsidi kendaraan listrik pribadi tidak tepat sasaran. Menurutnya, kebijakan tersebut justru lebih menguntungkan segelintir orang.

Baca juga: Pemerintah Tak Perpanjang Insentif Mobil Listrik, Apa Kata Ahli?

"Saya tidak sepakat adanya subsidi untuk pembelian mobil maupun motor listrik," ujar Darmaningtyas saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Ilustrasi booth Geely di GIIAS 2025Dok. Geely Auto Indonesia Ilustrasi booth Geely di GIIAS 2025

Dia menegaskan, ada sektor transportasi lain yang jauh lebih membutuhkan dorongan pemerintah. Menurutnya, subsidi sebaiknya dialihkan untuk pengadaan bus listrik. Angkutan massal berbasis listrik dinilai memiliki manfaat lebih luas bagi masyarakat.

"Sebab, kalau mau memberikan subsidi, lebih baik subsidi untuk pembelian bus listrik yang dapat dipakai untuk angkutan umum," kata Darma.

Ia menekankan, langkah ini akan menghadirkan dampak nyata dalam sistem transportasi perkotaan.

Baca juga: Insentif Mobil Listrik Disetop, Mercedes-Benz Siapkan Strategi Baru

Darma menjelaskan, dengan adanya insentif untuk bus listrik, seluruh daerah dapat dilayani transportasi umum ramah lingkungan. Hal ini tidak hanya berlaku di kota besar, tetapi juga di kota-kota menengah di Indonesia.

Vinfast VF3KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Vinfast VF3

"Dengan bus listrik mendapatkan insentif, maka semua daerah atau semua kota di Indonesia bisa dilayani oleh angkutan umum yang menggunakan tenaga listrik," ujarnya. Menurutnya, manfaat yang dihasilkan jauh lebih signifikan dibandingkan kendaraan pribadi.

Selain itu, keberadaan bus listrik juga akan membantu mengurangi tingkat polusi udara. Jumlah kendaraan bermotor pribadi yang terus meningkat saat ini menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara di perkotaan.

"Sehingga, tak hanya mengurangi polusi udara, tapi juga kemacetan di kota-kota di seluruh Indonesia," kata Darma.

Bus listrik PO Sumber Alam dan Kalista rute Bekasi dan Yogyakarta Kompas.com/Fathan Bus listrik PO Sumber Alam dan Kalista rute Bekasi dan Yogyakarta

Dia menegaskan, transportasi umum berbasis listrik bisa menjadi solusi komprehensif. Subsidi untuk kendaraan listrik pribadi lebih banyak dinikmati masyarakat kelas menengah ke atas. Padahal, transportasi publik justru menjadi kebutuhan mendasar masyarakat luas.

Pemerintah diharapkan mengkaji ulang arah pemberian insentif kendaraan listrik. Fokus pada bus listrik dinilai akan mendorong mobilitas yang lebih efisien, adil, sekaligus ramah lingkungan bagi semua kalangan.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |