NEW YORK, KOMPAS.com – Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menegaskan bahwa negaranya tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan Amerika Serikat (AS).
Pernyataan ini disampaikan sehari setelah Presiden AS Donald Trump secara terbuka mengkritik serangan Israel yang menargetkan pimpinan Hamas di Qatar.
Pada Selasa (9/9/2025), Gedung Putih menyatakan bahwa Trump tidak menyetujui keputusan Israel melakukan operasi militer di wilayah sekutu utama AS tersebut.
Baca juga: Trump Tak Restui Serangan Israel di Doha, Sebut Qatar Sahabat AS
Washington mengeklaim telah memperingatkan Qatar terlebih dahulu, tetapi pemerintah Doha mengatakan, peringatan baru diterima ketika serangan mematikan itu sudah berlangsung.
Israel: Target kami Hamas, bukan Qatar
AFPTV/JACQUELINE PENNEY Tangkapan layar dari video AFPTV memperlihatkan asap membubung dari serangan Israel di Ibu Kota Doha, Qatar, yang menargetkan pemimpin Hamas pada Selasa (9/9/2025).
Dalam wawancara dengan sebuah stasiun radio Israel, Danon menegaskan bahwa koordinasi dengan AS tetap berjalan, namun Israel memiliki kebijakan sendiri dalam menentukan operasi militer.
“Kami tidak selalu bertindak demi kepentingan AS. Kami terkoordinasi, mereka memberikan dukungan luar biasa, kami menghargainya. Tetapi terkadang kami membuat keputusan sendiri dan kemudian memberi tahu AS,” kata Danon.
Baca juga: Serangan Israel di Qatar Ancam Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
Ia juga membantah bahwa serangan itu ditujukan untuk Qatar.
“Itu bukan serangan terhadap Qatar; itu adalah serangan terhadap Hamas. Kami tidak melawan Qatar, atau negara Arab mana pun. Saat ini kami melawan Hamas,” tegasnya.
Israel tunggu hasil operasi
Danon menambahkan, masih terlalu dini untuk menilai hasil operasi militer tersebut.
“Kami masih menunggu hasilnya. Masih terlalu awal untuk berkomentar tentang outcome, tetapi keputusannya adalah keputusan yang benar,” ujarnya.
Sementara itu, kelompok Hamas mengumumkan bahwa enam orang tewas akibat serangan tersebut, termasuk putra dari negosiator utamanya.
Meski demikian, para pemimpin senior Hamas dilaporkan selamat, dan otoritas Qatar menyatakan bahwa satu petugas keamanannya turut menjadi korban.
Qatar sendiri merupakan tuan rumah pangkalan militer besar AS serta lokasi berulang kali berlangsungnya perundingan damai Gaza.
Baca juga: Israel Dihujat Dunia Usai Serang Hamas di Qatar, Langgar Kedaulatan Negara
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini