JAKARTA, KOMPAS.com - Dua tahun sudah berlalu sejak Pasar Lontar Kebon Melati, Tanahabang, Jakarta Pusat terbakar pada 2023 lalu.
Hingga kini, belum ada perbaikan yang dilakukan untuk membereskan masalah di pasar tersebut.
Menurut Parno (40), rencana revitalisasi sudah dijanjikan kepada pedagang bahkan sebelum api melahap blok belakang pasar.
Baca juga: Cerita Ruslan, Satu dari Sedikit Pedagang yang Bertahan dengan Kumuhnya Pasar Lontar Jakpus
“Rencananya memang katanya mau dibangun lagi, tapi sampai sekarang belum ada, sampai pedagang capek dengarnya,” ujar Parno saat ditemui di lokasi, Minggu (14/9/2025).
Meskipun sudah lelah dengan janji tersebut, Parno masih berharap agar revitalisasi bisa direalisasikan. Apalagi setelah pasar tersebut terbakar.
Menurut Parno, pasar tempat ia berdagang saat ini tak terlihat seperti pasar sama sekali.
Kondisinya kumuh, lorong antar kios sempit. Selain itu, kios juga bercampur dengan kontrakan warga di bangunan kayu itu.
“Tapi ya kalau bisa sih beneran dibangun lagi lah. Soalnya beda banget sama yang di atas (Pasar Inpres), lebih kelihatan kayak pasar,” tutur pedagang toko plastik dan kelontong itu.
Toko Parno mulanya ikut terdampak kebakaran saat itu. Untuk terus memenuhi permintaan pelanggan tetapnya, Parno pun mengambil kios di blok depan pasar dan kembali berdagang.
Baca juga: Melihat Kondisi Pasar Lontar Kebon Melati, Terbengkalai Sejak Terbakar 2 Tahun Lalu
“Ini dulu awalnya di sana (belakang), baru pindah ke sini, karena masih ada pembeli yang datang, biasanya buat jualan lagi juga,” tutur dia.
Sementara itu, beberapa pedagang lain memilih berpindah ke tempat lain, salah satunya pinggir jalan di depan pasar.
Pasar Lontar Kebon Melati adalah salah satu pasar yang terbengkalai dan paling kumuh menurut Pusat Koperasi Pedagang Pasar (Puskoppas) DKI Jaya.
“Pasar dengan kondisi terparah yaitu Pasar Blok G Tanah Abang dan Pasar Lontar Kebon Melati,” kata Kepala Puskoppas DKI Jaya, Gusnal, dalam keterangannya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini